___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, July 25, 2016

TAXMAN



Cicero: Politician: lives happily on the account of all ten

Sebagai pembukaan saya akan ambilkan ucapan bijak dari Cicero, seorang filosof yang hidup di 106 – 43 SM.
1. The poor: work and work,
2. The rich:  exploit the poor,
3. The soldier: protects both,
4. The taxpayer: pays for all three,
5. The wanderer: rests for all four,
6. The drunk: drinks for all five,
7. The banker: robs all six,
8. The lawyer: misleads all seven,
9. The doctor: kills all eight,
10. The undertaker: buries all nine,
11. The Politician: lives happily on the account of all ten.

Walaupun apa yang dikatakannya sudah lebih dari 21 abad, tetapi masih valid, masih sahih, masih relevan. Politikus hidup senang di atas semuanya dan menjadi beban semua lapisan masyarakat. Dan lucunya Ceciro yang nama lengkapnya Marcus Tullius Cicero adalah seorang politikus selain juga seorang filosofer.
Di samping itu ada kalimatnya yang sering juga disitir yaitu: "Cui Bono" – siapa yang diuntungkan? Ungkapan ini sering menjadi kalimat argumen yang ampuh untuk membongkar/mempertanyakan adanya motive lawan politik yang tersembunyi. Politikus selalu punya motive yang tersembunyi.

The Beatles Taxman, the Rolling Stones

Pindah dulu ke topik lain. Sekarang adalah mengenai lagu, penyanyi dan pengarangnya. Walaupun nampaknya antara lagu dan Cicero tidak ada hubungannya, tetapi akan terlihat nanti di bagian akhir tulisan ini, bagaimana Cicero, lagu dan ayat Quran ada hubungannya. Seperti biasanya EOWI suka menghubung-hubungkan sesuatu yang nampak tidak berhubungan.
Jujur saja, saya bukan penggemar the Beatles. Mungkin tidak ada lagunya yang saya sukai. Ucapan itu mungkin agak berlebihan, oleh sebab itu saya ralat menjadi “tidak banyak lagunya yang saya sukai.” Kebanyakan lagunya sederhana. Tidak rumit. Secara vocal the Beatles juga tidak istimewa. Ambil contoh saja, Ian Gillan dari Deep Purple, dia mempunyai suara dengan oktaf yang rentangnya lebar. Artinya dia bisa menyanyi dengan nada rendah sampai ke nada tinggi. Demikian juga permainan gitar, Ritchie Blackmore dari Deep Purple, jauh lebih baik. Kalau anda tidak percaya, kita dengarkan satu lagu dari the Beatles, dengan judul Taxman.


Kemudian liriknya, saya persilahkan anda menilai sendiri.
Let me tell you how it will be
There's one for you, nineteen for me
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman

Should five per cent appear too small
Be thankful I don't take it all
'Cause I'm the taxman, yeah I'm the taxman

If you drive a car, I'll tax the street,
If you try to sit, I'll tax your seat.
If you get too cold I'll tax the heat,
If you take a walk, I'll tax your feet.

Don't ask me what I want it for
If you don't want to pay some more
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman

Now my advice for those who die
Declare the pennies on your eyes
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman
And you're working for no one but me.

Terlepas apakah lirik dan lagu the Beatles di atas itu bagus atau tidak, ada hikmah yang bisa diambil. Pertama, dalam pandangan George Harrison yang mendudukan dirinya sebagai pemerintah bahwa menurut pemerintah (politikus) bahwa semua (rakyat) bekerja untuk mereka. Lihat bait terakhir - And you're working for no one but me. Menurut pemerintah, kita semua adalah budak-budak mereka. Menurut mereka (politikus), adalah wajar kalau mereka mengambil sebagian besar dari menghasil penghasilan dan harta kita. Katanya - There's one for you, nineteen for me. Satu (1) bagian untuk mu dan 19 bagian untuk pajak. Dan apa yang dikatakan oleh the Beatles, memang terjadi di Inggris di tahun 1960an, pada saat pemerintahan partai Buruh di bawah perdana menteri Harold Wilson.
Di tahun 1963 dan 1964, banyak lagu-lagu the Beatles yang melejit sangat populer. “Please Please Me”, “From Me to You”, “I Want to Hold Your Hand”, “She Loves You,” adalah sebagian diantaranya. Tentunya mereka (the Beatles) mengharapkan kantong tabungan mereka menjadi tebal dari hasil kerja mereka sebagai penulis lagu dan penyanyi. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Pajak progressive mencapai 98% - itu maksud bait There's one for you, nineteen for me.
Hal inilah yang membuat George Harrison berang dan menulis lagu Taxman ini. Mereka marah karena secara de facto mereka adalah budak negara dan politikus.
Kalau the Beatles hanya marah, the Rolling Stones lebih marah lagi. Walaupun mereka berhasil menjual banyak piringan hitam (lagu) sepanjang dekade 60an, akibat management yang buruk dan pajak yang tinggi mengakibatkan the Rolling Stones bangkrut di tahun 1971. Bayangkan jika mereka memperoleh 100, kemudian 90 diambil pemerintah, sebagai pajak, bagaimana bisa membayar hutang, bayar hipotek, bayar cicilan modal? Belum lagi orang-orang disekitarnya yang suka morotin dan juga pola hidupnya yang ugal-ugalan. Lengkap sudah.
The Rolling Stones akhirnya hengkang dari Inggris ke Prancis selatan untuk menghindari pajak. Kemudian....., ini yang menarik, mereka memayungi penghasilan mereka di bawah sebuah perusahaan di Belanda. Itu untuk menghidari pajak di Inggris yang tinggi dengan membayar pajak di Belanda.
Ternyata bukan saja the Rolling Stones, tetapi juga David Bowie dan Marc Bolan pindah ke Switzerland, Cat Stevens ke Brazil, Rod Stewart and Bad Company ke California,  Ringo Starr kabur ke Monte Carlo, John Lennon ke US. Semuanya melarikan diri dari Inggris untuk menghindari pajak yang tinggi.
Keputusan the Rolling Stones (dan juga artis-artis UK lainnya) ternyata tepat sekali. Mereka secara finansial menjadi sukses (karena penghasilan mereka tidak diporotin pemerintah) dan juga kreativitas mereka meningkat.
Seperti Cat Stevens akhirnya kembali ke Inggris dan mengelola Islamic School. Tetapi banyak artis seperti Mick Jagger dan Keith Richards, tetap menjadi pelarian pajak sampai lebih dari 40 tahun kemudian...., sampai sekarang. Mick Jagger hidupnya keliling di tempat tinggalnya di Prancis, di West Indies dan London. Dia secara hukum boleh tinggal di London untuk beberapa bulan. Keith Richards tinggal di Connecticut, US. John Lennon sampai ia ditembak mati, tinggal di New York. David Bowie akhirnya menetap di New York sampai ia mati di awal tahun 2016 lalu. George Harrison juga akhirnya meninggal Beverly Hill California US di tahun 2001.
Artis-artis di atas adalah artis-artis Inggris, UK. Cara menghindari pajaknya cukup hengkang dari negaranya. Lain lagi dengan warga negara Amerikan. Mereka harus menanggalkan kewarganegaraannya. Yang paling terkenal adalah John Templeton, orang kaya US yang menanggalkan kewarganegaraan US nya tahun 1964 untuk menghindari $100 juta yang seharusnya dibayarkan sebagai pajak. Dia kemudian menjadi warga negara Bahama dan Inggris dan menetap di Bahama untuk menghindari pajak di Inggris. John Templeton termasuk dermawan yang sangat pemurah yang kemudian mengendalikan investasinya dari Bahama.
Orang terkenal yang baru-baru ini meninggalkan kewarganegaraan US adalah salah satu pendiri Facebook, Eduardo Saverin. Ia melepaskan kewarganegaraan US sebelum Facebook melakukan IPO tahun 2012, semata-mata untuk menghindari pajak. Eduado Saverin yang mempunyai 4% saham Facebook yang pada waktu IPO ditaksir bernilai $3.84 milyar, menetap di Singapore dan hidup disana. Singapore dijadikan pilihannya karena Singapore tidak menerapkan pajak bagi capital gain.
Jumlah orang kaya yang menanggalkan kewarganegraannya terus meningkat akhir-akhir ini, tahun 2015 adalah 4,279 orang yang menigkat 25% dari 3,415 di tahun 2014. Padahal untuk tahun 2008 hanya sekitar 250 orang saja.

Surga Untuk Pembayar Pajak (Tax Haven)

Ada ayat Quran yang mengatakan:
[2:188] Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
[4:29] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu......
Kedua ayat tersebut menyiratkan bahwa:
  1. Larangan untuk mengambil harta orang dengan cara-cara yang bathil, termasuk melakukan legalisasinya
  2. Jalan yang benar adalah melalui perniagaan atas dasar suka sama suka, tidak ada paksaan antara satu dengan yang lain.
Dari ayat di atas itu, nyata-nyata bahwa pajak adalah yang dilarang oleh Quran. Karena pajak memenuhi unsur, pemaksaan (pajak adalah iuran yang memaksa untuk keperluan negara menurut UUD 45 Amendemen pasal 23A) dan pajak bukan perniagaan atas dasar suka sama suka. Apapun namanya, apakah pajak atau palak masuk kedalam kategori ini. Haram.
Ketika disebutkan pajak adalah iuran yang memaksa untuk keperluan negara dan yang dimaksud dengan negara adalah politikus maka jelaslah hubungan antara sitiran ucapan Cicero (Politician: lives happily on the account of all ten), lagu the Beatles (Taxman), pelarian pajak dan Quran.
Quran yang mengakunya dari Tuhan pencipta alam, sudah sepatutnya sejalan dengan sifat alamian dari manusia. Ada yang mau berbuat bathil, dan ada yang tidak mau dibathili. Wajar kalau orang menghindari dari pajak. Karena pajak adalah wujud dari kebathilan terutama jika dikaitkan dengan ucapan Cicero - Politician: lives happily on the account of all ten.
Banyak cara untuk menghindari pajak secara legal. Ya....., benar....., hukum banyak lubang-lubangnya. Dan lubang-lubang inilah yang digunakan oleh potensi pembayar pajak. Pemerintah Amerika Serikat tidak bisa memajaki warga negara Cina, Indonesia atau semua warga negara selain warganya sendiri. Ketika, seseorang melepaskan warga negara Amerika, maka banyak pajak Amerika yang bisa dihindari.Amerika juga tidak bisa memajaki perusahaan yang bukan perusahaan Amerika atau tidak terdaftar sebagai perusahaan Amerika.
Banyak negara yang menjadi tujuan penghindar pajak. Masing-masing punya karakteristik sendiri. Bahama tempat parkir milyuner John Templeton, bagus karena tidak ada pajak capital gain, pajak warisan, pajak penghasilan. Untuk orang yang hidupnya dari investasi portofolio dan/atau orang tua kaya, Bahama merupakan surga. Mereka bisa mewariskan hartanya kepada anak cucunya tanpa dikenai pajak.
Monako, yang berpopulasi 36,000 jiwa ini punya prosentase milyuner yang tinggi. Satu dari 3 penduduk Monako adalah milyuner. Bagi mereka yang punya kewarganegaraan Monako sebagai kewarganegaraan utamanya, tidak dikenai pajak pendapatan, walaupun punya kewarganegaraan lain. Ini membuat Monako menjadi salah satu surga bagi orang kaya.
Singapore yang dekat dengan Indonesia, tidak bisa dikatakan sebagai tax haven. Singapore lebih cocok disebut low-tax haven karena rendahnya pajak disana. Memang kerahasiaan nasabah bank sangat dilindungi oleh undang-undang Singapore. Mungkin dana seperti ini yang diincar oleh amnesti pajak Indonesia untuk bisa direpatriasi ke Indonesia. Bagi bisnis, yang utama, adalah rendahnya pajak di Singapore. Banyak, kalau tidak mau di sebut ada,  perusahaan Indonesia yang mempunyai subsidiary di Singapore karena masalah pajak. Misalnya Kalbe, punya Innogene Kalbiotech, yang merupakan perusahaan Singapore yang bergerak dalam bidang obat-obatan kanker, pengobatan sel, vaksin, serta beroperasi di Singapore. Sebabnya...., pajaknya lebih murah.
Tax-haven lainnya adalah, pulau Cayman. Dengan bantuan tenaga professional, pulau Cayman, bisa menjadi surga bagi individual atau perusahaan multi nasional untuk memarkir uangnya tanpa dikenai pajak. Banyak perusahaan dunia punya asset di pulau Cayman. Apa lagi bank, rasanya kurang lengkap kalau tidak memarkir sebagian assetnya di pulau Cayman.
Secara singkat, surga pajak adalah tempat untuk menguragi tagihan pajak anda. Apakah untuk individual atau untuk perusahaan. Bagi individual yang punya duit nganggur, tidak ada istilah duit nganggur disana, kalau mau. Duit nganggur bisa diinvestasikan melalui trust atau perusahaan legal yang bercokol di surga pajak seperti Bahama, Singapore, Monako, Cayman. Misalnya Mauritius dikenal sebagai pintu masuk dana yang akan diinvestasikan ke India. Singapore, bisa jadi adalah pintu masuk dana ke wilayah sekitarnya, termasuk Indonesia dan Malaysia. Semuanya legal dalam arti tidak melanggar undang-undang. Jadi istilah duit nganggur sebenarnya tidak ada. Yang ada hanya pilihan investasi.

Amnesti Pajak – Suatu Pelajaran

Pemerintah Indonesia akan memberlakukan amnesti pajak. Harapannya pemerintah akan memperoleh pendapatan untuk menutupi lubang-lubang defisit budgetnya dan juga mengundang uang investor untuk masuk ke Indonesia.
Materi amnesti pajak yang konkrit masih belum jelas, tetapi hingar-bingar sudah kemana-mana. Bursa Jakarta pun sudah berkomentar “siap menampung dana repatriasi”. Hmmm....., menarik.
Suatu pelajaran yang bisa diambil dari US yang punya banyak orang kaya dan kriminal kaya. US tahun 2012 lalu juga melakukan semacam pengampunan pajak untuk uang yang diparkir di luar US. Yang diperolehnya $5 milyar. Di bandingkan dengan GDP nya yang $ 16.2 trilliun dan pengeluaran pemerintah yang $ 3.5 trilliun, jumlah yang $5 milyar ini seperti menggarami air laut, hanya 0.14% dari belanja pemerintah. Di samping itu juga pengampunan pajak juga tidak meredakan hengkangnya para jutawan dan milyader dari US.
Dengan adanya perusahaan di surga-surga pajak yang bisa mengelola dana untuk diinvestasikan di berbagai tempat di belahan dunia, pengampunan pajak menjadi tidak menarik. Lagi pula bagi yang punya duit, negara menjadi tidak relevan. Lupakan patriotisme. Mick Jagger, Kieth Richards, David Bowie, tidak pernah menetap kembali di UK. Demikian juga John Templeton menetap di Bahama dan Eduardo Saverin menetap di Singapore.
Mungkin pembaca perlu juga bertanya kepada Kalbe Farma, apakah mereka akan memindahkan Innogene dari Singapore ke Indonesia? Saya meragukannya mau melakukannya, kecuali sistem perpajakan Indonesia bisa bersaing dengan Singapore.
Program pengampunan pajak sebagai sarana untuk menarik dana ke Indonesia, adalah tindakan yang putus asa dan tidak effektif. Banyak jalan lain yang pemerintah tidak akan mau menempuhnya. Kalau pajak perusahaan dan pajak penghasilan di bawah 5% dan persyaratan berbisnis dipermudah, atau peraturan-peraturan bisnis bisa semudah pulau Cayman atau Bahama, otomatis dana akan masuk dengan sendirinya.
Amnesti pajak terlalu digadang-gadang, seperti halnya yuan digadang-gadang untuk melejit harganya ketika yuan mau masuk menjadi bagian dari SDR (Special Drawing Right). Kenyataannya sejak masukknya yuan ke dalam SDR pada 30 November 2015, nilai tukar yuan telah turun 5%. Padahal mata uang negara berkembang seperti Brazil mengalami penguatan hampir 15%.

Pilihan Hidup

Tempat dimana seseorang dilahirkan bukanlah pilihan yang bersangkutan. Demikian juga orang tuanya serta kewarganegaraan orang tuanya. Adik saya lahir di Indonesia, dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia. Tidak berarti pilihannya adalah tinggal di Indonesia serta berkewarganegaraan Indonesia. Demikian juga salah satu ipar saya. Ipar saya memilih melepaskan kewarganegaraan Indonesia dan menggantinya dengan kewarganegaraan US. Adik saya, belum sampai kesitu. Tetapi ada satu yang memilih London sebagai tempat tinggal untuk hari tuanya. Adik yang lain, mungkin memilih kembali ke Indonesia, sedangkan anak-anaknya ingin tetap di UK.
Istri saya, kalau bisa, lebih senang hidup di Malaysia. Alasannya, biaya hidup lebih murah dari pada di Jakarta. Dengan kata lain, Malaysia lebih murah untuk hidup dan menghabiskan uang pensiun. Disamping itu di Malaysia, banyak rumah sakit yang bagus dan murah. Lengkaplah kebutuhan untuk para pensiunan.
Saya juga suka Malaysia. Dengan program second home, kita bisa tinggal disana. Yang menarik bagi saya adalah bahwa penghasilan yang diperoleh dari luar negri tidak dikenai pajak. Warisan juga tidak dikenai pajak. Kalau saya punya uang banyak,.... Malaysia akan saya jadikan pilihan.
Saya banyak kenal dengan warganegara Indonesia yang hidup di Australia, punya bisnis di Australia, ada yang punya realestate di Australia. Mereka lebih suka tinggal dan hidup di Australia. Itu adalah pilihan mereka. Bagi mereka Indonesia tidaklah sesuatu yang istimewa. Hanya kebetulan saja mereka lahir dan punya orang tua Indonesia, dan itu bukan pilihan mereka.
Jadi......, bagaimana kira-kira dengan hasil program pengampunan pajak? Anda bisa membayangkan sendiri.
Saya akan mengakhiri tulisan ini dengan satu ayat Quran:
[4:97] Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri. (Kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab : "Adalah kami orang-orang yang tertindas di bumii". Para malaikat berkata : "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Pajak adalah pungutan yang memaksa. Seperti kata the Beatles And you're working for no one but me, pemerintah berpikir seperti itu, dan pajak adalah suatu bentuk penindasan. Pajak juga bukan perniagaan atas dasar suka sama suka (ridho). Dan menurut Quran, bagi mereka yang tertindas, pilihannya hanya......., hijrah atau masuk neraka. Bukankah bumi Allah itu luas?


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Monday, July 18, 2016

Trading Note July 18, 2016 – Shorting Sektor Energi dan Komoditi/Material



Ini adalah catatan trading saya, bukan anjuran untuk berinvestasi. 
Trading adalah suatu aktifitas yang baru saya mulai lagi setelah lama tidak aktif. Dulu-dulu saya tidak punya waktu banyak untuk melakukan trading. Dengan melambatnya ekonomi, tidak berarti aktivitas sayapun harus juga melambat. Kekosongan-kekosongan waktu akan saya isi dengan trading yang agak agressive, yaitu dengan option.
Jalur ini termasuk jalur yang mengandung resiko yang tinggi. Jadi kalau pembaca mau ikut, harus berhati-hati. Lagi pula, peraturan-peraturan di Indonesia menghambat penduduk Indonesia untuk membuka account untuk trading di bursa US. Setidaknya Option Xpress, tidak lagi melayani klien yang berdomisili di Indonesia.
Minggu ini saya melihat ada 2 peluang shorting. Pertama Petro Bras, perusahaan minyak Brazil (PBR) dan perusahaan kayu yang namanya susah disebutkan, Weyerhaeuser (WY).
Analisa Sektoral
Sektor energi dan komoditi biasanya mempunyai cyclical bearish antara bulan Mei sampai Oktober. Tahun ini nampaknya siklus bearish untuk minyak dan komoditi datangnya agak terlambat, tetapi tidak berarti tidak ada. Hal ini akan kita lihat nanti. Baik minyak atau bahan komoditi sudah menunjukkan down-trend sejak Juni lalu, walaupun tidak terlalu kuat tingkat bearish nya. Tetapi yang penting ada.
Tetapi indeks saham minyak dan komoditi tidak/belum mengalami down-trend, hanya flat saja. Adanya divergen ini membuka peluang untuk melakukan shorting di kedua sektor ini.
Analisa untuk Short PBR
Chart di bawah menunjukkan bahwa sejak minggu ke 2 bulan Juni lalu, harga minyak West Texas Intermediate (WTIC) sudah turun dari level $52, puncak dari counter trend rally dari $26. Pada saat tulisan ini dibuat, WTIC sudah jatuh 12%. Secara statistik, minyak akan terus dalam bearish mode sampai bulan Oktober, dimana refineries mulai membeli minyak lagi, mengisi stock bahan bakunya untuk menyongsong musim dingin (membuat BBM yang cocok untuk musim dingin).
Sejak bulan Juni lalu juga saham-saham produsen minyak, yang diwakili oleh XLE relatif datar.  Sedangkan untuk perusahaan eksplorasi yang diwakili XOP, lebih sejalan dengan harga minyak WTIC.
XLE sudah membentur resistance nya. Kemungkinan akan jatuh di hari-hari mendatang.
Petro Bras, PBR diperdagangkan ADRnya di pasar modal NY. Kendati harga minyak mengalami penurunan sejak bulan Juni 2016, tetapi PBR masih menunjukkan tren naik. Adanya divergen seperti ini biasanya tidak bisa bertahan lama. Saham PBR punya peluang yang cukup besar untuk tertarik oleh tren sektornya, yaitu XLE dan minyak.
Walaupun PBR bisa menembus resistance nya, kemungkinan rally ini tidak bisa berlanjut, karena volume perdagangannya semakin mengecil yang artinya menurunnya partisipasi pemain pasar yang bullish. Dengan demikian peluangnya cukup besar peran bulls akan digantikan dengan bears.
Pada penutupan hari Jumat lalu, PBR berada pada level $8.13. Ada resistance yang cukup kuat di $7 dan $6. Dan resistance lemah di antaranya.
Saya mempertimbangkan untuk mengambil PUT dengan strike price $8 dan expiry di bulan Oktober 2016. Pada menutupan Jumat lalu harganya $0.92 (dengan bid $0.91 dan offer $0.93). Sampai $0.95 - $1.00 saya masih berani ambil. Jika PBR bisa jatuh ke $6, maka nilai PUT itu menjadi $2. artinya untung sekitar 100%. Dan jika harga PBR di level $8 atau lebih tinggi, di saat jatuh temponya dan option itu belum terjual, maka nilainya menjadi NOL. Itu resiko yang harus ditanggung.
Analisa untuk Short WY
Mirip dengan PBR, kasus WY juga merupakan kasus yang sektornya mengalami siklus bearish tahunan. Pada bulan Mei sampai Oktober, sektor komoditi dan material mengalami masa bearish. Indeks komoditi CRB, juga sudah menunjukkan tren turun sejak minggu ke 2 Juni 2016 lalu. Fund saham sektor material, XLB, juga mengalami fase koreksi yang berpola megaphone. Dan sudah membentur batas atasnya. Volume perdagangannya pun turun menunjukkan berkurangnya bull dalam rally yang terjadi sejak paska Brexit. Dengan demikian dalam waktu dekat ini diharapkan akan dimulai tren turun.

Saham WY yang mengalami rally sebesar 19% dimulai sejak paska Brexit, nampak juga sudah membentur resistance nya di $32 yang cukup kuat. Volume perdagangannya juga mengalami penurunan.
Rally WY yang 19% ini dibandingkan dengan XLB yang hanya 10%, diharapkan WY akan terkoreksi lebih tajam dari pada XLB.
Saya mempertimbangkan untuk mengambil PUT dengan strike price $32 dan expiry di bulan Oktober 2016. Pada menutupan Jumat lalu harganya $1.44 (bid/offernya di $1.35/$1.50). Jika WY bisa jatuh ke $29, maka nilai interisik PUT itu menjadi $3 artinya untung sekitar 100%. Ada kemungkinan WY jatuh ke level $27, ini akan membuat nilai interisik PUT menjadi $5.
Tetapi jika harga PBR di level $32 atau lebih tinggi, di saat jatuh temponya dan option itu belum terjual, maka nilainya menjadi NOL. Itu resiko yang harus ditanggung.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Wednesday, July 6, 2016

Mengenal Tuhan - Suatu Pendekatan Sekuler



Saya lebih suka mengenal segala sesuatu dari pendekatan sekuler. Walaupun tentang Tuhan (dengan T besar). Karena lebih objektif. Setidaknya terbebas dari opini ahli agama/clergy. Yang akan saya ceritakan di bawah ini adalah perjalanan riset saya sejak beberapa dekade lalu.
Ketika kita berbicara mengenai Tuhan, sering kali kita melupakan tahapan awal dari sebuah riset, yaitu mendefinisikan apa yang akan dibahas. Pada saat kita berbicara tentang Tuhan, ujug-ujug (tiba-tiba, tanpa ada ba-bi-bu) kita disodori pengertian tentang Tuhan, sebagai entity yang punya sifat maha, yang kalau direnungkan lebih dalam, akan terasa absurd dan tanpa arti. Bahkan sila pertama dari pancasila, sila ketuhanan yang maha esa, artinya tidak jelas. Maha-esa maknanya absurd. Saya akan tunjukkan:
Apakah "maha-esa" mempunyai definisi :
 0.99999999999
Sebab “esa” artinya 1. Bukan 0.999999999.... atau 1.000000001.
Walaupun absurd, seperempat milyar rakyat Indonesia mengamininya.
Tuhan, katanya maha kuasa dalam arti bisa berbuat apa saja (almighty). Tentu saja hal ini absurd dan bisa dibuktikan dengan sebuah pertanyaan: "Bisakah tuhan membuat batu yang besar sekali sehingga dia tidak bisa mengangkatnya?"
Apapun jawabnya, kita telah berhasil menggagalkan konsep maha-kuasa (almighty) yang bisa berbuat apa saja.
Katanya selain maha-kuasa (almighty, bisa berbuat apa saja), tuhan juga maha-agung (maha-mulia). Konsep inipun bisa kita patahkan dengan pertanyaan: "Bisakah tuhan menjelma menjadi kecoa, sehingga kemudian saya semprot bygon, sekarat dan saya kencingi."
Kalau jawabnya "bisa" maka tuhan tidak agung karena bisa saya lecehkan dengan mengencinginya. Kalau jawabnya "tidak bisa", maka dia tidak maha-kuasa. Silahkan pilih yang mana yang anda sukai.
Beberapa waktu lalu seorang teman mengatakan bahwa tuhan maha-baik (all-good). Ini adalah konsep dari teologi Yunani kuno - god is all-good. Tuhan tidak mungkin maha-baik (all-good) dan maha-kuasa (almighty). Hal ini bisa dibuktikan dengan pertanyaan dan reality check berikut ini.
Kita tahu banyak hal-hal yang buruk, orang jahat masih bebas berkeliaran, itu reality. Kalau tuhan itu maha-baik (all-good), kenapa ada teroris yang melakukan bom bunuh diri yang mematikan banyak nyawa-nyawa yang tidak berdosa. Apakah dia tidak mampu mencegah para teroris? Apakah tuhan tidak mampu menghapuskan/melenyapkan kejahatan/keburukan di dunia ini?
Jawabnya sudah jelas: Tuhan tidak all-good, tidak maha-baik, karena sebagai all-good, sifat Tuhan ini tidak didukung oleh realita.
Tuhan katanya maha-penyayang dalam arti kasih sayangnya tidak terbatas. Lalu kenapa banyak orang yang menderita? Sakit, miskin. Apakah rasa sayangnya tuhan terbatas....., barangkali yah? Bukan maha-penyayang dalam artian all-loving.
Banyak lagi penggambaran-penggambaran/diskripsi tuhan yang absurd dan tidak masuk akal. Banyak ulama/kaum clergy yang mencoba memberikan dalih, tetapi, semuanya itu tidak bisa memuaskan. Sifatnya opini, mudah dipatahkan dan membingungkan. Dan kalau dikejar terus maka jawabnya:
-         Tuhan harus kamu imani dengan hati bukan akal
-         Kamu murtad
-         Kamu tidak sanggup mengerti tentang tuhan
-         dsb
Setelah pusing dengan jawaban yang gagal melewati reality-check, mungkin kita harus bertanya, apakah tuhan itu ada? Apakah entity yang seperti digambarkan orang itu benar-benar ada? Mana buktinya. Bagaimana membuktikannya?
Beberapa guru agama yang saya pernah jumpai mengajukan pembuktian secara analogy seperti ini:
-         Jika ada kursi, maka kursi itu membuktikan adanya pembuatnya (kalau jaman modern, robot pun boleh digolongkan sebagai pembuat kursi)
-         Dengan demikian jika ada alam semesta, maka alam semesta itu membuktikan penciptanya...., yaitu tuhan.
Pemikiran semacam ini mudah diolok-olokan. Mari saya tunjukkan:
Dengan satu pertanyaan berikut ini, guru agama yang berusaha membuktikan adanya tuhan akan shut-down: "Kalau segala sesuatu yang ada, membuktikan adanya penciptanya, maka tuhan ada penciptanya dong?"
Jika keberadaan manusia membuktikan adanya tuhan (sebut saja tuhan A), maka keberadaan tuhan A membuktikan penciptanya, yaitu, sebut saja tuhan B. Dan tuhan B membuktikan tuhan C......, dan seterusnya. Hukum kausal (sebab-akibat) ini bisa berlanjut sampai tak terhingga. Dan kalau tidak ingin adanya hubungan yang tak terhingga, model kausal ini harus dibuat siklus. Artinya pada suatu titik, rantai kausal akan kembali kemanusia. Misalnya tuhan Q diciptakan oleh manusia. Dengan kata lain manusia adalah bagian dari urusan cipta-mencipta. Dari pada susah-susah menyembah tuhan, lebih baik menyembah diri sendiri. Toh...., diri kita sendiri adalah pencipta tuhan-nya-tuhan (tuhan level Q).
Argumen seperti ini membuat guru agama saya jengkel. Termasuk bang Imad almarhum (Imaduddin Abdurahim, dosen ITB), ketika saya lulus dan dia memberikan sebuah al Quran sebagai bekal selepas dari ITB.
Sebenarnya bukan maksud saya menjadi orang yang usil dan suka mendebat orang. Tetapi sering kali orang ingin menggurui saya, menasehati saya dengan konsep yang tidak sejalan dengan pemikiran saya (baca: tidak logis). Dan biasanya debat akan ditutup dengan sebuah nasehat: “Kamu,manusia, tidak akan sanggup mengerti tentang Tuhan. Keimanan harus didekati dengan hati, bukan dengan rasio.“
Sebagai kata penutup dari saya adalah:“Apakah Tuhan tidak sanggup mengenalkan dirinya kepada manusia yang dibekali akal olehnya dengan alat yang telah diberikannya, yaitu akal? Kalau tidak bisa, bukankah Tuhan itu tidak maha-tahu, maha-pandai? Setidaknya Dia tidak tahu cara mengenalkan dirinya melalui jalur akal.
Ini dilema lagi. Kalau pendekatan kita harus dengan iman (percaya buta pada dogma) kepada konsep yang penuh dengan kontradiksi, berarti Tuhan tidak maha-tahu (all-knowing). Dia tidak tahu bagaimana cara menerangkan dirinya tanpa ada kontradiksi dan membingungkan. Tuhan maha-tahu, tetapi dia tidak tahu caranya menerangkan tentang dirinya secara jelas.
Itulah sepenggal perjalanan hidup saya mencari Tuhan. Dan titik balik terjadi ketika saya bertemu dengan seseorang yang bernama Gary Miller, yang menunjukkan kesalahan logika cara pendekatan saya.
Gary Miller adalah seorang sarjana matematik dan masih terus mengasah kepandaiannya dalam berlogika. Kami sering bertemu, tetapi seingat saya, percakapan yang membantu meluruskan methodologi saya hanya sekali. Itupun hanya beberapa kalimat saja. Pendek tetapi mengena. Untuk kenyamanan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan ilmu logika dalam membaca cerita ini, saya akan jelaskan secara lebih panjang sehingga mudah dimengerti.
Pernyataan pendek Gary menyentak otak saya. Karena kesalahan saya adalah pada methodologinya. Intinya bahwa keberadaan Tuhan tidak bisa dibuktikan karena Tuhan adalah aksioma. Aksioma dan asumsi dasar tidak untuk dibuktikan benar, melainkan dibuktikan salah (dibuktikan ketidak-berlakuan nya untuk kemudian disingkirkan/tdak lagi digunakan). Keberadaan Tuhan adalah dasar untuk menjelaskan segala sesuatu di alam ini. Dalam bahasa kerennya, Tuhan adalah hypothetical entity yang keberadaannya diperlukan untuk menerangkan adanya alam ini. Tuhan adalah ultimate-creator dari alam semesta ini.
Pertanyaan akan timbul: “Kalau Tuhan tidak bisa dibuktikan, bagaimana saya percaya tentang adanya Tuhan tanpa menggunakan dogma?”
Itu pertanyaan yang sahih, dan mudah dijawab. Seperti sebelumnya disebutkan Tuhan adalah aksioma, dan aksioma tidak dibuktikan. Aksioma adalah menjadi dasar dari hukum-hukum selanjutnya. Bagaimana kita bisa percaya tentang kebenaran sebuah aksioma?
Sebuah aksioma, hukum dasar, yang sangat umum adalah 1 + 1 = 2. Perintah membuktikan dalil tersebut sama dengan menanyakan: “kenapa 1 + 1 = 2”.
Adakah dari pembaca yang bisa menjawab?
Kalau hal ini ditanyakan kepada anak saya yang berumur 10 tahun. Maka dia akan menjawab: “Karena ibu guru bilang begitu.”
Kalau hal ini ditanyakan kepada anak SMP, maka jawabannya adalah: “Karena dari sononya memang begitu”
Apakah 1 + 1 = 2 benar, karena kata ibu guru demikian, atau karena dari sononya begitu atau karena yang lainnya?
Perhatikan kata kenapa dan karena yang saya beri penekanan.
Pertanyaan: “kenapa 1 + 1 = 2”, sebenarnya tidak bisa dijawab dan jawaban “karena dari sononya begitu” bukan jawaban, melainkan keterangan bahwa pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab.
Bagaimana kita tahun bahwa dalil 1 + 1 = 2 benar? Silahkan renungkan sendiri. Tetapi, satu hal yang pasti bahwa semua soalan yang menggunakan 1 + 1 = 3 atau 5 atau lainnya (selain 2) menghasilkan ketidak-konsistenan.
Contoh lain untuk menjelaskan arti kata aksioma adalah untuk kasus elektron. Elektron adalah hypothetical entity dengan segala sifat-sifatnya untuk menjelaskan phenomena listrik. Bagaimana anda bisa percaya bahwa elektron benar-benar ada? Padahal setiap hari anda memperoleh manfaat dari “konsep elektron” yang keberadaannya hanyalah sebatas hypothetical?
Aksioma adalah kebenaran absolut. Dan kebenaran yang absolut tidak bisa dibuktikan sebagai kebenaran, melainkan diuji kebenarannya dengan test kosistensi. “Ab” berarti “tidak” dan “solute” berarti larut atau penyelesaian (solusi). Jadi “absolut” adalah tidak ada penyelesaiannya. Ilmu pengetahuan modern memahaminya dan menjadikannya sebagai bagian dari methodologi sains.
Ide dan proyek untuk membuktikan keberadaan Tuhan adalah ide yang konyol. Kita mengatakan bahwa Tuhan adalah absolut yang artinya tidak ada solusinya. Kemudian kita berkata: “Ayo cari solusi tentang keberadaan Tuhan”. Ide/proyek semacam ini menghapuskan definisi/pengertian dasar yang kita buat. Tidak mengherankan kalau kita nantinya terbentur pada banyak kontradiksi. Proyek untuk membuktikan adanya Tuhan adalah proyek yang dapat dipastikan akan gagal. Bisakah anda menjawab pertanyaan: “Kenapa Tuhan itu ada?”. Itulah esensi dari proyek membuktikan adanya Tuhan.
Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa Tuhan benar-benar ada? Seperti halnya elektron atau asumsi dasar/pengertian dasar, untuk meyakinkan kebenarannya digunakan methode penyisihan alternatif lain atau proses eliminasi melalui test konsistensi. Ada yang menyebutnya prove by exhaustion. Kebenaran dasar, the ultimate truth, the absolute truth, atau apapun namanya “dibuktikan” dengan penyisihan solusi alternatif melalui test konsistensi atau prove by exhaustion. Saya beri penekanan pada kata “dibuktikan” karena sebenarnya bukan prove melainkan verify (verifikasi).
Spesifik mengenai Tuhan sebagai hypothetical entity yang untuk menerangkan keberadaan alam semesta ini (sebagai the ultimate creator dari alam semesta), prove by exhaustion bisa dilakukan dengan mengajukan beberapa model:
  1. alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri
  2. ketidak-adaan yang menciptakan alam semesta ini
  3. ada entity yang menciptakan alam semesta ini
Test konsistensi untuk alternatif-1: kalau matter, energy, time & space bisa menciptakan dirinya sendiri, maka akan kita jumpai matter, energy, time & space tumbuh semakin banyak. Dan ini tidak terjadi. Maka alternatif-1 gagal dalam test konsistensi.
Test konsistensi untuk alternatif-2: kalau nothing (ketiadaan) bisa menciptakan matter, energy, time & space maka akan kita lihat matter, energy, time & space bermunculan dimana-mana. Emas saya bisa bertambah tanpa ada angin atau hujan. Dan ini tidak terjadi. Maka alternatif-2 gagal dalam test konsistensi.
Tinggallah alternative-3, dan ini yang dianggap benar, sampai ada yang bisa menyainginya atau menunjukkan ketidak-konsistenannya dan gagal dalam reality check.
Anda bisa mengajukan alternatif lain dan lakukan realy/consistency check.
Banyak orang menjadi tidak nyaman ketika Tuhan diposisikan sebagai aksioma, atau asumsi dasar seperti elektron. Kalau seperti dalil 1 + 1 = 2, mungkin mereka tidak terlalu takut. Padahal keduanya punya posisi yang sama. Hal ini disebabkan konsep matematik 1 + 1 = 2 sudah lama berjaya dan karena lamanya sehingga tidak pernah yang ada lagi yang melakukan proses eliminasi, sampai-sampai kemudian ada yang mengira bahwa 1 + 1 = 2 adalah perjanjian atau konsensus bersama. Sebenarnya kita bisa melakukannya juga proses eliminasi seperti contoh di bawah ini.
Perlu ditegaskan lagi bahwa konsep 1 + 1 = 2 bukanlah konsensus, tetapi aksioma. Dan ini bisa ditunjukkan dengan proses eliminasi.
Mari kita buat konsensus bahwa 1 + 1 = 5. Saya akan pinjam Rp 5 juta kepada anda dan akan saya cicil Rp 1 juta selama 2 kali. Apakah anda mau? Kalau konsensus seharusnya anda mau.
Aksioma atau asumsi dasar tidak semuanya bisa langgeng. Itu disadari banyak orang. Aksioma atau asumsi dasar yang salah, cepat atau lambat akan tumbang. Ini terjadi pada hypothetical entity yang disebut phlogiston. Phlogiston adalah hypothetical entity yang diusulkan oleh J. J. Becher, dan ditengarai penyebab proses nyala/api. Menurut teorinya, benda mengandung calx (abu atau karat) dan phlogiston. Bahan yang mudah terbakar (di udara) mengandung banyak phlogiston. Dalam proses pembakaran, phlogiston diserap oleh udara dan setelah pembakaran yang tersisa adalah calx (abu). Karena phlogiston diserap oleh udara, maka berat abu yang dihasilkan tentunya akan lebih ringan.
Keberadaan phlogiston bertahan kurang lebih selama 100 tahun, karena tidak ada yang bisa membantah atau/dan tidak ada teori tandingan. Keberadaan phlogiston dipertanyakan ketika diketahui bahwa hasil pembakaran logam magnesium menghasilkan residu yang lebih berat bobotnya. Kalau logam magnesium itu kehilangan phlogiston, seharusnya beratnya akan berkurang, bukan bertambah. Ada kekosongan sekitar 2 dekade antara dipatahkannya keberadaan phlogiston dengan penemuan oksigen, yang lebih bisa menjelaskan secara konsisten proses pembakaran. Untuk kasus pembakaran logam magnesium, sisa pembakaran yang berupa benda padat adalah magnesium oksida (MgO). Pertambahan berat “abu, MgO” sebesar 66% dari berat semula (Mg) merupakan perubahan yang menyolok sehingga tidak bisa lepas dari pengamatan.
Bagi orang yang religious, religious zealot, yang sangat ditakuti adalah  jika nasib tuhan(nya) akan sama dengan nasib phlogiston. Artinya mereka takut kalau teori beradaan tuhan(nya) bisa disangkal (dibuktikan salah), atau tuhan(nya) menjadi tidak ada. Bagi religious zealot, tuhannya adalah lebih penting dari pada kebenaran. Jika ada kebenaran dan ada tuhan, dimana keduanya tidak sama, maka dia akan memilih tuhan, bukan kebenaran. Sedang seorang yang obyektif, akan memilih kebenaran walaupun andaikata kebenaran itu mengatakan bahwa tuhan itu tidak ada.
Persoalan utama bagi religious zealot adalah jika ternyata ia memilih tuhan yang salah. Bayangkan dimasa modern ini seseorang yang dengan fanatik berpegang teguh pada keberadaan phlogiston. Ketika dia sakit dirawat oleh dokter yang seagama (percaya pada phlogisto) dan membutuhkan pernafasan bantuan, dia tidak pernah mau menggunakan bantuan oksigen. Terlalu fanatik kepada phlogiston.
Ada suatu joke dari Reader’s Digest yang sudah lama sekali. Jokenya menurut kebanyakan orang tidak lucu. Hanya orang-orang tertentu saja bisa menikmati lucunya.
Seorang hippie (tipikal orang muda di akhir dekade 1960an, dengan rambut panjang, celana jean dan berkaos-oblong, kumis-jenggot tidak terawat, dan mengkonsumsi ganja) minta diyakinkan tentang keberadaan Tuhan kepada seorang pendeta. Pendeta itu menjawabnya dengan pertanyaan: “Siapa yang merekatkan proton-proton dan menjadi inti atom?”
Dengan seenaknya sambil berlalu si hippie mengatakan: “Oooo...tuhan itu semacam lem..., ya?”
Tahukah anda dimana letak kesalahan logika (logical fallacy/sesat pikir) joke di atas?
Pertama, sang pendeta mendefinisikan tuhan secara sempit, yaitu sebagai entity yang hanya merekatkan proton (sub-atomic particle yang bermuatan positive) yang seharusnya saling tolak-menolak.
Yang kedua, si hippie tidak membantah argumen sang pendeta, melainkan mengolok-olokan fungsi tuhan. Ini bisa disebut ad hominem, menyerang orangnya, bukan argumennya.
Fanatisme bukan hanya dimonopoli oleh kaum theis, tetapi juga kaum atheis. Kisah/joke dari Reader’s Digest adalah suatu cermin dari sikap kaum atheis. Argumen untuk membantah keberadaan Tuhan, biasanya mempunyai sifat sesat pikir, atau logical fallacy. Contoh logical fallacy lainnya: “Tuhan bukan pencipta alam semesta ini karena Stephen Hawking mengatakan demikian.”
Argumen semacam ini bukan argumen tetapi menggunakan nama besar seseorang (pakar) untuk menakut-nakuti, mengintimidasi lawan bicaranya. Perhatikan baik-baik pernyataan logik berikut ini: Stephen Hawking adalah pakar ilmu alam, dan dia mengatakan bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta, maka Tuhan bukan pencipta alam. Teknik debat ini disebut argumentum ad verecundiam.
Bentuk logical fallacy (sesat pikir) lainnya adalah dengan teknik weasel words. Misalnya dengan memberikan nama partikel Higgs Boson sebagai “partikel Tuhan" diharapkan orang percaya bahwa tuhan itu sama dengan partikel.

Kenyataan Hakiki dan Tuhan yang Satu & Absolut

Manusia tidak bersentuhan langsung dengan realitas. Pada saat dua orang berjabatan tangan, tidak berarti tangan mereka bersentuhan. Molekul tidak bersentuhan satu dengan yang lain. Yang terasa adalah rangsangan gaya tolak-menolak antar molekul yang ditangkap oleh syaraf di tangan yang kemudian signalnya dihantar ke otak.
Sains berkutat pada aspek-aspek kehidupan yang praktis dan bersentuhan (langsung atau tidak langsung) dengan manusia. Dengan kata lain jejak obyek sains bisa diamati oleh manusia termasuk yang yang bisa teramati secara mental dan logika. Hal-hal diluar ini hanya layak dilamunkan saja. Sebab tidak akan pernah menjadi penentu nasib manusia.
Pertanyaan: “siapa yang menciptakan tuhan?” bisa merupakan hal yang hanya layak dilamunkan atau memang pernyataan yang punya arti/makna. Kalau jejak tuhannya-tuhan tidak pernah bisa punya potensi wujud (manivest), maka pembicaraan berhenti pada Tuhan (yang pertama) bukannya tuhannya-tuhan (tuhan dengan level yang lebih tinggi). Pencipta Tuhan menjadi tidak bermakna, karena tidak ada jejak dan tanda-tandanya.
Ada suatu pernyataan yang sangat umum dikeluarkan oleh seseorang yang akan melarikan diri dari keterpojokkan debat logika. “Tidak ada yang pasti di alam ini”. Ini adalah kasus logika yang klasik. Dengan aksioma seperti ini, diharapkan debat bisa diakhiri tanpa ada pemenang. Status quo bisa dipertahankan. Lawannya bisa percaya pada kepercayaannya dan diapun tetap bertahan pada kepercayaannya yang sudah terpojok itu.
Persoalannya adalah bahwa aksioma  Tidak ada yang pasti di alam ini” adalah hukum yang self-destructive dan tidak punya nilai-nilai kebenaran. Dan ini bisa dibuktikan dengan pertanyaan sebagai reality-check: “Apakah kamu pasti?” Untuk membenarkan aksioma tersebut, jawabannya harus: “pasti”. Tetapi kalau dijawab “pasti” maka jawaban itu telah mengkontradiksi aksioma tersebut, dan didunia ini ada hal yang pasti, paling tidak satu. Oleh sebab itu aksioma tersebut adalah aksioma yang gagal.
Penyataan “Tidak ada yang pasti di alam ini”, identik dengan pernyataan “We cannot make sense of anything” (Saya sulit menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia). Artinya alam semesta ini tidak konsisten. Kenyataannya, adalah sebaliknya. Jika kita menanak beras, maka akan menjadi nasi. Kalau ternyata kemudian jadinya bubur, ada penjelasannya yaitu airnya kebanyakan dan menanaknya terlalu lama. Jika hasilnya adalah segenggam emas, maka kita akan mencari tahu siapa yang mengganti beras di rice cooker dengan emas. Kita tidak akan menganggap perubahan dari beras kadang-kadang ke nasi dan kadang-kadang ke emas atau tahi kambing sebagai hal bagian dari proses alam. Hukum alam konsisten sifatnya. Dan untuk mendukung gejala alam ini hanya ada satu aksioma yang mendukung yaitu tunggalnya sumber hukum alam ini. Dengan kata lain Tuhan hanya satu dan keinginannya tetap, tidak berubah-ubah. Tuhan tidak bisa atau punya potensi mengubah kehendakNya. Kalau diekstrapolasi ke “agama”, maka hukum-hukum agama tidak berubah. Yang baik dan yang buruk untuk manusia tetap.
Keberadaan suatu benda berdimensi adalah relatif alias tidak absolut. Ketika saya duduk di sebuah kursi, maka ruang yang saya tempati harus tidak ada orang lain atau benda lain. Udarapun harus bergeser dari ruang saya tempati. Kalau ada benda lain maka akan berbenturan secara fisik dengan saya. Andaikata Tuhan berdimensi (mau 1 atau 20000 terserah) maka dia harus berkompromi dengan saya, anda, presiden, pengemis untuk menempati suatu dimensi (ruang dan/atau waktu misalnya). Pada saat Tuhan harus berkompromi, maka dia menjadi tidak absolut. Dia bergantung pada kita, manusia, termasuk presiden dan pengemis serta entity lain. Tuhan hanya bisa berkompromi dengan dirinya sendiri, dan tidak dengan entity lainnya. Antara satu sifat Tuhan dibatasi oleh sifat lainnya. Nanti kita lihat hal ini.

Tuhan Tidak Omnipotent (Maha Kuasa), Tidak Omnibenevolence (Maha Baik), ....

 Suatu kepercayaan yang beredar di kalangan banyak orang, adalah bahwa Tuhan mempunyai sifat yang tidak terbatas. Misalnya maha-kuasa, maha-baik, maha-tahu, maha entah apa lagi.
Terjemahan omnipotent yang terdekat adalah maha-kuasa (atau Inggrisnya) all-mighty, bisa berbuat apa saja. Sifat ini menjadi sifat yang sangat dipercaya oleh kebanyakan orang. Karena hampir semua orang percaya, tidak berarti menjadi benar. Filosuf di jaman Yunani sudah mempertanyakan hal ini dengan uji realitas: “Bisakah Tuhan membuat batu yang berat sekali sehingga dia tidak bisa mengangkatnya?
Apapun jawabnya (“bisa” atau “tidak bisa”) akan mematahkan aksioma bahwa Tuhan adalah omnipotent.
Tuhan tidak mempunyai sifat maha atau omni atau “all” (dalam bahasa Inggris). Tuhan maha-baik, omnibenevolence (all-good); maha-penyayang (all-loving); maha tahu, omniscient all-knowing) dan sederet maha lagi. Maha atau omni atau “all” mempunyai arti “tanpa batas”. Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa dibaca di Wikipedia tentang omniscience. (link).
Kesalahan pada label sifat all-good (maha-baik) bahwa baik dan buruk adalah bahwa sifat-sifat ini adalah relatif dan hanya cocok untuk manusia. Dikatakan bahwa Tuhan bersifat absolut. Jangan heran kalau sifat-sifat relatif menjadi tidak cocok.
Sifat “baik” adalah relatif terhadap “buruk”. Tembakau adalah ciptaan Tuhan. Ketika manusia mengkonsumsi sebagai rokok, maka manusialah yang membawa keburukan, kemudaratan pada dirinya. Jadi hal-hal yang bersifat baik, perbuatan baik akan membawa manfaat (kebaikan), tentunya bagi si pelaku yang tidak lain adalah manusia, bukan Tuhan. Demikian sebaliknya hal-hal yang buruk akan memberi mudarat bagi pelakunya.
Ada lagi kepercayaan di kalangan banyak orang mengenai Tuhan, yaitu maha-kasih, maha-pengasih, maha penyayang. (all-loving). Attribut ini juga tidak cocok dengan realita, atau jejak-jejak sifat Tuhan. Kalau tuhan maha-penyayang (all-loving), dan sayangnya tak terbatas maka seharusnya tidak ada penderitaan, tidak ada neraka, tidak ada keadilan (pembalasan bagi yang berbuat jahat). Artinya, sayangnya Tuhan terbatas. Dibatasi oleh sifatnya yang lain yaitu adil. Sifat sayangnya Dia tidak bisa menghapuskan keadilan.
 Sekian dulu........, selamat hari Raya Iedul Fitri 1436 H.
(bersambung)
 


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Friday, July 1, 2016

Dampak BREXIT

Minggu lalu pasar saham dunia kehilangan US $ 2 Trilliun (setara dengan ribu trilliun rupiah) dalam sehari,  gara-gara Brexit. Banyak yang mengajukan pertanyaan pada saya, dan perkenankan pada saat ini saya mengambil benang merah dan menjawab semua pertanyaan tersebut dalam FAQ berikut ini tentang BREXIT.

[1] Apakah tim sepak bola Inggris tidak bisa lagi mengikuti kejuaraan Piala Eropa tahun depan ?

Jawab : Dampaknya tidak hanya pada tim Inggris, tim-tim dari negara Eropa lainnya juga tidak bisa mengikuti kejuaraan Piala Eropa tahun depan, mereka baru boleh ikut kembali Piala Eropa tahun 2020 di London.

[2] Bagaimana posisi Inggris di dunia setelah keluar dari Uni Eropa?

Jawab : Posisi Inggris tetap berada di sebelah barat laut benua Eropa, karena Inggris hanya keluar dari Uni Eropa bukan dari Google Map.

[3] Apakah Brexit berdampak terhadap perekonomian Indonesia mengingat Inggris investor no. 2 terbesar di Indonesia?


Jawab: Secara ekonomis peran kunci Inggris di Indonesia tetap tidak tergantikan, termasuk oleh kunci ukuran 12, 14, apalagi kunci stang.


[4] Bagaimana Indonesia memandang Inggris setelah Brexit?

Jawab: Baik sebelum dan sesudah Brexit, Indonesia tidak bisa memandang Inggris karena faktor geografis yang berjauhan.

[5] Jika suatu saat nanti Inggris ingin kembali masuk ke dalam Uni Eropa, apa yang harus dilakukan pertama-tama?

Jawab: Sebelum masuk sebaiknya memberi salam terlebih dahulu, biar Uni Eropa juga tidak tersinggung perasaannya.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.