___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, February 26, 2011

NO GOVERNMENT..., NO PROBLEM

Pernahkah anda membayangkan sebuah negara tanpa pemerintah? Dalam gambaran anda tentunya di negara itu penuh dengan kekacauan, perampokan, penjarahan, merajalela.

Anda salah! Belgia sudah lebih dari 250 hari tanpa pemerintah! Dan sekarang mendekati 260 hari. Apakah di Belgia kacau, banyak penjarahan? Tidak juga.

http://www.youtube.com/watch?v=gc6x2iSXz1w&feature=player_detailpage

http://www.youtube.com/watch?v=41j6jrCl880

Di saat rakyat Afrika Utara dan Timur-Tengah berusaha menggulingkan pemerintahnya, rakyat Belgia meminta supaya ada pemerintah, ada yang menariki pajak, ada yang mengawasi tabungan mereka. Perbedaan yang pasti antara tidak ada pemerintah dan ada pemerintah ialah di Libya (ada pemerintah), adanya instrumen yang menembaki rakyat, sedang di Belgia, tidak ada peluru dan tentara yang mengejar-ngejar rakyat.......... Di Belgia rakyat merayakannya dengan makan kentang goreng.

Sampai nanti. Hari ini sampai Senen saya ke Lombok. EOWI kemungkinan absen dulu......


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, February 24, 2011

(No.5) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21




(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)



"No state shall emit bills of credit, make any thing but gold and silver coin a tender in payment of debts, coin money......"
(Article One, Section Ten, United States Constitution)


Paper money eventually returns to its intrinsic value........ zero.”
“Uang kertas akhirnya menuju nilai interinsiknya yaitu nol

(Voltaire, penulis dan filosof Prancis)


The Romans had precious metals as their currency and do you know the term “debase”? The Roman politicians had the brilliant idea that if a coin was 100% pure precious metal, they could slip a little base metal in and, over a couple of hundred years, they went from 100% pure precious metal to almost 0%. That’s where the term “debase” comes from. (Jim Rogers, Investor)


---ooOoo---




Orang awam yang hidup setelah tahun 1973 hanya mengenal satu jenis uang, yaitu uang kertas dan koin yang beredar. Kalau bukan orang awam, dia akan masih mengenal beberapa jenis uang lagi.

Di samping uang yang ada wujudnya, ada pula uang yang sifatnya abstrak. Mereka menyebutnya kredit. Wujud kredit yang sesungguhnya adalah abstrak, dan dianggap sebagai uang juga. Pengetahuan/definisi ini bisa diperoleh dari sekolah atau dari membaca buku.

Ada beberapa jenis uang menurut versi resmi, misalnya uang kartal, uang giral, uang kwasi. Kemudian ada yang namanya MB, M0, M1, M2 dan M3. Dalam buku ini, fokus kita tidak lagi pada pengelompokan uang versi resmi, tetapi versi yang mudah dicerna oleh masyarakat dan yang memperngaruhi hidup orang banyak dan yang ada kaitannya dengan pengelabuhan dan tipu-menipu melalui jalur politik dan kekuasaan. Dalam hal ini, kami membagi uang menjadi 3 kategori. Yang pertama adalah uang sejati, kemudian uang politikus dan yang ke tiga adalah uang illusi.

Pembagian di atas didasari oleh pengalaman sejarah. Seperti yang dikatakan oleh seorang presiden Amerika Serikat yang sudah lama mati, James Madison:

"History records that the money changers have used every form of abuse, intrigue, deceit, and violent means possible, to maintain their control over governments, by controlling money and its issuance."

“Sejarah mencatat bahwa bank menggunakan segala bentuk penyalah-gunaan, intrik, pengelabuhan dan cara-cara kekerasan untuk mempertahankan kendali atas kekuasaan dengan jalan mengontrol uang dan pencetakannya”

Salah satu unsur yang dikatakan James Madison ialah pengelabuhan, penipuan, ketidak jujuran. Seandainya ada pengelabuhan, tentunya ada yang asli dan nyata.

Dulu ketika nenek saya masih hidup, ia tidak pernah menabung uang di bank ataupun di celengan. Tabungannya adalah cincin dan gelang emas. Itu lah uangnya. Katanya, kalau orang punya 100 kg emas, maka dia adalah orang kaya. Tentu saja dia benar. Apakah si pemilik emas 100 kg itu hidup di jaman nabi Muhammad, jaman kaisar Nero, jaman ratu Wihelmina, atau jaman Napoleon, memiliki 100 kg emas adalah identik dengan kaya. Tetapi kalau dia punya uang Rp 1 juta, maka dia belum tentu kaya. Itu diucapkannya pada awal dekade 60an. Dan ternyata ucapan nenek saya terbukti benar. Pada bulan Desember tahun 1965 uang yang Rp 1 juta di awal dekade 60an dihapus 3 angka nolnya menjadi Rp 1000 dan hanya bisa dipakai untuk naik bus di dalam kota sebanyak 67 kali. Nenek saya mengerti sekali mana uang (objek tabungan) yang bisa mempertahankan nilai dan uang (objek tabungan) yang nilai riilnya turun terus. Orang-orang tua dulu lebih mengerti mengenai uang dari pada cucu-cucunya, mungkin karena pada jaman mereka beredar beraneka macam uang. Dan saat ini, hanya sebagian dari jenis-jenis uang itu tersisa. Uang sejati, secara legal dan dengan sengaja telah didesak dengan uang yang lain, yaitu yang disebut uang fiat dan kredit.


Emas, Perak dan Uang Sejati
Uang yang sejati adalah simbol dan perwujudan dari nilai kekayaan. Dan ini sepatutnya nilainya tidak berubah dengan jaman atau kondisi apapun. Bentuk fisik bisa berubah tetapi nilainya tetap.

Uang sejati, untuk bisa mempertahankan nilai riil, punya beberapa persyaratan. Pertama, nilainya tetap walaupun wujudnya rusak. Kedua, bila dipecah nilai totalnya masih tetap. Masing-masing pecahan membawa nilai sebanding dengan porsinya. Misalnya ada 10 gram emas dan dipecah menjadi 2, masing-masing 3 gram dan 7 gram. Maka masing-masing pecahan adalah 30% dan 70% dari nilai semula, dan nilai totalnya masih sama. Dan ketiga, nilainya tidak berubah dengan jaman.

Berkaitan dengan ketahanan nilai uang sejati terhadap perjalanan masa misalnya, ada suatu contoh dari 14 abad yang lalu. Berdasarkan catatan sejarah, harga kambing 14 abad lalu adalah 1 dinar. Ini diriwayatkan oleh sebuah hadist yang bunyinya:

Bukhari Volume 4, Buku 56, No. 836:
Diriwayatkan oleh 'Urwa:

“Bahwa nabi memberinya satu dinar untuk membeli seekor kambing biri-biri untuknya (nabi). Urwa dengan uang itu memperoleh dua ekor biri-biri. Kemudian ia menjual seekor dari kambing itu seharga 1 dinar sehingga akhirnya dia memperoleh 1 dinar dan seekor kambing biri-biri. Nabi merestui transaksi. Urwa sering beruntung dalam setiap transaksi sekalipun yang dibelinya adalah debu...”
[1]

Pada hadis ini dinyatakan bahwa nabi Muhammad menyuruh seseorang (Urwa) untuk membeli 1 ekor kambing yang pada masa itu umumnya berharga satu (1) dinar. Nabi memberinya uang 1 dinar, karena harga wajar pada saat itu adalah 1 dinar. Tetapi karena Urwa, selalu yang selalu beruntung, bisa memperoleh dua ekor kambing.

Arti dan nilai 1 dinar pada jaman itu (14 abad yang lalu) adalah setara dengan seekor. Kalau fungsi uang adalah sebagai perwujudan dan simbol nilai kekayaan maka uang juga harus bisa mempertahankan nilai kekayaan itu juga. Dengan kata lain, kalau orang yang menjual kambingnya kepada nabi Muhammad itu menyimpan uangnya yang 1 dinar itu, kemudian mewariskan 1 dinarnya itu kepada anaknya, dan selanjutnya, anaknya itu mewariskan kepada cucunya dan seterusnya sampai ke cucu moyangnya di abad ke 21, maka diharapkan nilainya tetap sama. Artinya uang itu masih bisa dipakai untuk memperoleh seekor kambing. Itu yang disebut uang sejati. Untuk emas, hal itulah yang terjadi.

Satu (1) dinar di jaman nabi Muhammad atau Umar bin Khattab pada abad ke 6 M adalah kepingan 4,25 gr emas 22 karat (91.67%). Untuk mudahnya 1 dinar adalah 3,89 gr emas 24 karat (100%) dan lupakan wujud koinnya. Karena wujud tidak menjadi masalah apakah itu koin, atau lepengan, bulat seperti kelereng atau wujud yang tidak karuan , nilainya sama. Pada tahun 2009, harga kambing adalah sekitar Rp 1,5 juta, tergantung besarnya kambing. Sedang emas berfluktuasi antara Rp 300 ribu – Rp 360 ribu. Dengan demikian, dinar yang sama bisa digunakan untuk membeli seekor kambing walaupun sudah 14 abad. Emas bisa disebut uang sejati karena bisa mempertahankan nilai tukar, nilai kekayaan secara abadi. Paling tidak selama 14 abad. Dan nilai ini tidak berubah walaupun koinnya dibengkokkan, dilebur, dirusak, asalkan beratnya tidak berubah. Itulah uang sejati. Itu yang membedakan antara emas dengan alat tukar lainnya.

Bagi uang sejati, usaha untuk membuat 10 dinar (gram, oz, kg atau apa saja satuannya) akan 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan usaha dalam membuat uang 1 dinar (gram, oz, kg, atau apa saja satuannya). Untuk memperoleh emas sebanyak 10 unit (apakah itu dinar, oz, gram atau kg), akan diperlukan 10 kali lebih banyak usaha dan biaya untuk mengangkat tanah bijih emas dan pemprosesnya menjadi emas dibandingkan dengan 1 unit. Ini sangat kontras dibandingkan dengan uang kertas. Misalnya, untuk membuat uang $100, usaha yang diperlukan sama banyaknya dengan untuk membuat $10. Banyaknya kertas, tinta, dan bahan lainnya adalah sama untuk membuat $100 atau $10. Yang berbeda hanya angka dan gambar serta oranamennya saja. Uang sejati juga tidak terpengaruh oleh tulisan dan ornament yang ada di atasnya. Artinya, untuk 3,89 gr koin emas, walaupun ditulisi 1000.000 dinar dan digambari monyet yang jelek atau presiden yang gagah dengan senapan mesin atau pedang, nilainya akan tetap sama, yaitu seekor kambing.

Uang sejati juga tidak memerlukan tanda tangan siapapun di atasnya, tanda tangan gubernur bank sentralpun tidak diperlukan. Misalnya butiran emas seberat 3.89 gr nilainya tidak berubah walaupun tanpa tanda tangan gubernur bank sentral, raja, presiden atau orang berkuasa lainnya. Artinya uang sejati tidak perlu undang-undang untuk mengatur keberlakuannya.

Uang sejati juga tidak bergantung pada institusi yang mengeluarkannya. Apakah itu tukang emas, bank pemerintah atau siapa saja. Di Hindia-Belanda (Indonesia sekarang) pada abad 16 - 17, beredar bermacam-macam mata uang emas dan perak dari Rupee perak India, Real perak Spanyol, rijksdaalder perak Belanda. Kesemuanya itu pernah beredar bersamaan. Uang perak adalah perak dan nilainya sama dengan harga perak, tanpa memandang dari mana asalnya. Demikian juga dengan emas.

Itulah uang sejati. Demikian hebatnya uang sejati emas dan perak, sampai-sampai Quran merestuinya dengan menyebutnya di surah Al-Kahfi 19 (Q 18:19) dan Ali Imran 75 (Q 3:75) untuk uang emas dinar dan surah Yusuf 20 (Q 12:20) untuk dirham perak.

Selain dinar (emas) dan dirham (perak) sebenarnya masih ada lagi uang yang lain yaitu fulus. Fulus dalam bahasa Arab artinya adalah uang yang nilai interinsiknya berbeda dengan nilai nominalnya dan terbuat dari logam seperti tembaga. Uang kertas yang saat ini beredar termasuk kategori fulus. Yang menarik mengenai fulus, kalau dicari di semua ayat Quran yang jumlahnya 6.348 itu, tidak ada satu kata fulus pun bisa dijumpai. Seakan Quran secara resmi mengakui dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai uang. Bukan fulus. Setidaknya, Quran memperlakukan fulus secara berbeda dengan dinar dan dirham.

Tentu saja ayat Qurannya yang dimaksud itu, tidak secara eksplisit memberikan restu. Bagi orang yang berpikir, tentu akan bertanya, kenapa kata fulus tidak digunakan sama sekali. Padahal fulus adalah uang receh yang peredarannya dan penggunaannya luas.

Supaya tidak penasaran, dan bisa menilai sendiri, bunyi ayatnya mengenai uang emas dan perak adalah seperti berikut:

“.... Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang emasmu (dinar) ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.” (Q 18:19)

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (Q 18:25)

Terlepas dari pertanyaan apakah ada orang yang bisa hidup ratusan tahun, cerita di Quran ini juga menunjukkan bahwa uang emas (dinar) tidak pupus dimakan masa. Masih laku terus walaupun sudah lama sekali.

Untuk perak atau dirham disebutkan dalam surah Yusuf, dimana dirham diberi konotasi sebagai uang dengan nilai yang lebih rendah dari dinar. Satu dirham di beberapa literatur bernilai seekor ayam.

“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa uang perak
(dirham) saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.”
(Q 12:20)

Ada lagi yang menarik mengenai uang emas dan perak. Ulama fiqih klasik menetapkan uang emas (dinar) dan perak (dirham), dikenakan zakat. Untuk emas batas kena zakatnya adalah 85 gram dan perak 595 gram. Untuk barang komoditi – hard asset seperti gandum, ternak, korma, - zakatnya juga sudah diatur oleh para ulama fiqih klasik. Mungkin karena barang komoditi, emas dan perak adalah asset riil, sedangkan fulus tidak dikategorikan sebagai asset riil. Tentu saja penetapan ulama fiqih klasik ini ada dasar hadisnya. Untuk fulus, ulama fiqih klasik tidak menetapkan zakatnya. Karena memang tidak ada dasar hukumnya. Hanya saja, ulama-ulama fiqih kontemporer kreatif dan membuat fatwa zakat profesi dan lain sebagainya yang sesungguhnya tidak ada dasarnya. Kalau memang zakat fulus atau zakat profesi memang diharuskan, pasti nabi Muhammad sudah mengatakannya. Dan akan dijumpai banyak hadis mengenai zakat fulus dan zakat profesi. Bukankah pada jaman nabi Muhammad fulus banyak beredar dan orang punya profesi bermacam-macam, dari pedagang, pandai besi, tukang kayu dan lain sebagainya? Jadi nabi Muhammad sendiri tidak mengakui fulus sebagai harta kekayaan yang setingkat dengan emas perak dan barang komoditi yang zakatnya wajib dikeluarkan.

Tidak hanya Quran yang menyebutkan emas dan perak sebagai barang yang berharga. Di dalam Perjanjian Lama, orang Yahudi disuruh membuat perlengkapan peribadatannya dengan emas. Ini bisa dijumpai di buku Exodus atau Keluaran.

“Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.” (Exodus 25:9)

Kemudian dilanjutkan dengan ayat-ayat yang menjelaskan secara rinci bentuk ukuran dan bahan yang digunakan. Emas sangat sering disebut. Perlengkapan peribadatan harus menggunakan emas.

Emas dan perak sejak abad-abad digunakan sebagai uang, alat pembayaran, alat untuk menjaga nilai kekayaan dan alat yang mewakili kekayaan. Terkadang ada usaha-usaha dari politikus dan penguasa untuk menggantikan emas dan perak sebagai uang dengan kertas atau benda yang nilainya murah. Tetapi umumnya gagal. Mungkin Tuhan tidak merestuinya. Tanpa uang sejati yang direstui Tuhan kemakmuran dan keadilan tidak bisa dicapai. Dari masa ke masa, setelah penghapusan uang sejati, masyarakat akan menghendaki kembalinya uang sejati (emas dan perak).

Saat ini peran emas dan perak secara resmi sebagai uang sudah lenyap dari muka bumi sejak tahun 1973. Pemerintah-pemerintah dan politikus di muka bumi ini sudah membuangnya dan memberinya label “relik dari jaman purba”. Tetapi orang masih menggunakannya sebagai alat lindung nilai terhadap krisis moneter dan sebagai kendaraan berspekulasi.

Di dekade 70 sampai awal dekade 80, harga emas dan perak melambung akibat krisis keuangan akibat penghapusan sistem keuangan yang didukung cadangan emas, pseudo uang sejati, dan segala konsekwensinya. Harga emas kembali stabil dan cenderung turun.

Kalau sampai saat ini emas tidak sepenuhnya ditinggalkan, lain halnya dengan perak. Perak mengalami perubahan fungsi, dari uang sejati menjadi bahan komoditi. Akibat perubahan peran ini, batangan-batangan cadangan perak yang disimpan di bank-bank logam mulia keluar secara perlahan-lahan dan berubah wujud menjadi bagian dari alat elektronik dan film-film fotografi. Walaupun produksi perak saat ini mengalami defisit terhadap penggunaannya, tetapi pasokan dari gudang-gudang penyimpanan perak selalu dapat mengimbangi kekurangan produksi. Akibatnya nilai tukar emas terhadap perak yang sebelumnya berfluktuasi antara 1 emas = 15 sampai 20 perak, melambung sampai menjadi 1 emas = 60 perak. Dengan kata lain harga perak jatuh sekali, karena terlalu banyak yang keluar dari depositnya di bank-bank penyimpanan logam mulia. Pengurasan cadangan di gudang ini masih berlangsung dan menjadikan perak sebagai logam yang paling langka di atas muka bumi. Menggali dan mengangkatnya dari dalam bumi ke kepermukaannya memerlukan waktu dan usaha. Hal inilah yang membuat harga perak akhir-akhir ini relatif sensitif terhadap permintaan pasar.




(Bersambung, sampai hari Senin atau Selasa depan)




________________________________________________________________


[1] Sahih Bukhari, (terjemahan bahasa Indonesianya) hadist online University of Southern California, http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/bukhari/056.sbt.html



Disclaimer:


Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Tuesday, February 22, 2011

Dunia Terus Bergolak

Setelah Mesir, Tunisia, bergejolak dan berhasil menumbangkan pemerintahannya, rakyat Timur-Tengah nampak latah. Mungkin mereke berpikir bahwa pemerintah seharusnya membuat mereka makmur, ternyata tidak bisa. Di EOWI, kami selalu berpendapat bahwa kalau mau makmur maka harus menanam tanaman yang berguna, membuat produk-produk yang berguna, menyediakan jasa pelayanan yang berguna seperti pelayanan kesehatan oleh dokter, suster dan staf kesehatan. Kalau dilihat, yang disebut pemerintah hanya sebagian kecil saja yang melakukan hal ini. Dokter pemerintah misalnya, atau guru, atau sebagian kecil polisi. Selebihnya, malah bikin sengsara. Tukang pajak seperti Gayus, orang-orang yang bekerja di bank Indonesia, atau yang berkerja di departemen-departemen seperti Depnaker, DepAg, Dep-Perawan, Dep pemuda dan olah raga, Dep pertanian......, dan sejentrek lagi. Orang di departemen pertanian tidak menanam padi atau kedelai untuk rakyat. Yang mereka kerjakan entah apa. Sepupu istriku kerja di departemen pertanian. Entah apa yang dikerjakan. Mertuaku dulu kerja di departemen pertanian, kerjanya membuat konsep peraturan. Saya, sering tanya, apakah peraturan-peraturan itu bisa membuat padi lebh subur, atau tanaman sawit lebih banyak buahnya? Anda tahu jawabnya. Atau dengan UU agraria yang membatasi kepemilikan tanah antara 5-20 ha, apa bisa membuat petani kaya. Anda tahu jawabannya, kalau 1 ha sawah hanya bisa menghasilkan 8 ton padi setiap panen, bagaimana dengan 5 ha. Tinggal dikalikan saja. Dan apa yang bisa dilakukan dengan penghasilan 90 – 120 ton padi. Tidak akan membuat petani kaya, kecuali dengan menaikkan harganya......

Politikus berjanji dengan janji yang tidak bisa ditepati. Mereka tidak menanam padi untuk makan rakyat, atau membuat bis untuk transportasi, atau mencari minyak. Politikus hanya mengambil dari si A dan diberikan kepada si B. Kalau si A juga kekurangan, maka semua orang kekurangan. Atau orang-orang produkstif seperti si A hengkang, pergi ke Singapura, Hongkong, Swiss, yang pajaknya kecil. Yang terjadi adalah pemiskinan. Dan lama-lama rakyat kesal.

Rakyat Tunisia kesal sampai ada yang membakar diri, yang akhirnya menginspirasi banyak orang untuk menumbangkan Ben Ali – presiden Tunisia. Kemudian rakyat Mesir melihat kok Tunisia bisa mendepak presidennya, eh.... apa salahnya mereka juga mendepak Hosni Mubarak. Setelah itu Libya. Apa salahnya mencoba mendepak Gaddafi. Terus kemudian Bahrain, tempat hiburan orang-orang Saudi. Kenapa tidak mencoba mendepak Hamad ibn Isa Al Khalifa. Kalau ingat Bahrain ini adalah negara yang menarik. Ketika saya kerja di Saudi Arabia, teman-teman saya kalau ingin menyalurkan hasrat sexnya dan keinginan minum alkoholnya mereka pergi ke Bahrain.

Selain Bahrain, ada lagi yang bergejolak......, Yaman, dan yang terbaru adalah Kuwait. Kuwait ini padahal negara yang makmur. Pemuda-pemuda yang baru lulus universitas sudah punya asset paling tidak $50,000 yang berupa rumah dan mobil untuk bisa kawin. Apa itu tidak makmur?

Sambil bercerita kita lihat videonya saja..........


Libya

Keributan dimulai dari kota Bengharzi, kota kedua terbesar setelah Tripoli. Penyebabnya adalah sudah bosan dengan presidennya, Gaddafi. Untuk meredam aksi protes pemerintah menyewa tentara bayaran Afrika untuk menembaki para demostran. Dan terakhir, anak Muhammar Gaddafi mengatakan akan ada sungai darah. Maksudnya mungkin ancaman.

Apakah akan Gaddafi akan bernasib sama dengan Hosni Mubarak dan Ben Ali? Gossipnya Gaddafi sudah lari ke Amerika Selatan. Bawa uang korupsinya tentunya, seperti istrinya Ben Ali yang lari ke Saudi Arabia.


Kerusuhan di Tripoli

Kerusuhan menjalar ke Libya Barat

Kuwait

Berita terkini, kerusuhan di Kuwait dipicu oleh ketidak puasan para warga Badui Arab yang tidak diakui sebagai warga Kuwait. Padahal mereka tinggal di Kuwait dan orang Arab. Mereka ini tidak memperoleh tunjangan dari pemerintah. Tentu saja mereka iri karena tetangganya yang dianggap sebagai warga negara hidupnya makmur. Tanpa kerjapun dapat uang. Oleh sebab itu mereka minta jatah.

USA Memperebutkan Uang yang Tidak Ada

Lain di Timur-Tengah, lain pula di Amerika Serikat. Minggu lalu ada sekitar 70 ribu orang (beberapa sumber mengatakan 40 ribu, mana yang benar entahlah, pokoknya adalah puluhan ribu), berdemonstrasi di kota Madison, Wisconsin. Yang dituntut adalah dibatalkannya rencana undang-undang yang intinya pemotongan budget pemerintah untuk kesejahteraan pegawai pemerintah. Mereka tidak mau dipotong upahnya atau benefitnya. Padahal kondisi penggajian di sektor swasta jauh lebih buruk.

Pegawai negri dan aktivis serikat pekerja pegawai pemerintah turun ke jalan memprotes rencana peraturan ini. Persoalan utamanya ialah, bahwa pemerintah negara Wisconsin tidak punya uang. Pemasukan pajak tidak cukup. Defisit mereka $ 300 milyar, sedangkan dengan rancana pengetatan ini hanya akan menghemat 300 juta. Mereka masih perlu 9 kali lebih banyak pemotongan-pemotongan belanja negara. Dengan kata lain para pegawai negri ini meminta uang yang tidak ada di kantong pemerintah. Maksudnya “Ayo pajaki lagi rakyat!!!!”. Itu maksudnya. Entahlah apa mereka bisa melakukannya tanpa menjadi Mesir dan Tunisia pertama di daratan Amerika.


Protes ini adalah protes yang korup. Orang memperebutkan uang yang tidak ada, menuntuk hak-hak memaksakan kehendak dengan serikat pekerjanya dan memalsukan surat sakit.

Salah satu yang diinginkan oleh para demonstran adalah mereka bisa melakukan pemaksaan dan penekanan kepada majikan melalui serikat pekerja dalam hal-hal yang berkaitan dengan gaji dan benefit. Dengan hak-hak itu artinya antara buruh dan majikan tidak lagi duduk di meja yang sama, tetapi majikan ditodong dengan senjata yang bernama undang-undang. Itulah demokrasi....., seperti Russia ketika revolusi Bolsvik.

Tidak hanya itu, cara-cara buruh untuk bisa berdemo dan tetap memperoleh gaji adalah dengan memalsukan surat sakit. Berikut ini adalah video dimana dokter membagikan surat sakit bagi para demonstrator.

Ada ramalan oleh Gerard Celente bahwa tahun 2012 US akan terjadi revolusi besar di US. Silahkan menikmati wawancara Gerard Celente.

Sekian dulu.........




Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Saturday, February 19, 2011

ATHEISME (I)

Berikut ini adalah wawancara Ayn Rand mengenai Tuhan. Opininya sangat menarik.

Ayn Rand adalah novelis dan penganut laissez-faire capitalisme dan penganut pemerintahan yang kecil. Banyak pemikiran Ayn yang sejalan dengan EOWI. Saya ingin tahu komentar anda tentang opini Ayn Rand yang berkaitan dengan Tuhan.



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

(No.4) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21.




(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)



BAB I: MENGENAL KELEMAHAN SIFAT MANUSIA


“Mundus vult decipi, ergo decipiatur”

“Dunia ingin ditipu, mari kita tipu dia”

(kata mutiara Latin)

"Beauty fades, dumb is forever."

“Keindahan akan memudar, tetapi kedunguan adalah baka/tetap sifatnya”

(Judge Judy, Judith Sheindlin pemeran hakim dalam perkara perdata sumir di televisi Amerika Serikat)

"The fact that a believer is happier than a skeptic is no more to the point than the fact that a drunken man is happier than a sober one."

“Kenyataan bahwa orang yang mudah percaya lebih bahagia dari pada seseorang yang skeptis sama seperti seorang pemabuk lebih bahagia dari pada orang yang selalu sadar”.

(George Bernard Shaw)

"Skeptics question, cynics assume."

“Orang yang skeptis akan mempertanyakan, orang sinis akan berasumsi”

(tidak dikenal)

“The difference between genius and stupidity is that genius has limits”.

“Perbedaan antara kecerdasan dan kekonyolan ialah bahwa kecerdasan ada batasnya”

(Albert Einstein)

The beginning of wisdom is found in doubting; by doubting we come to the question, and by seeking we may come upon the truth.

(Pierre Abelard)

----oo0oo----



Tidak Suka Kerumitan dan Tidak Kritis

Pada dasarnya manusia tidak suka kerumitan. Konsep yang sederhana akan mudah diterima. Di sekolah dasar dalam pelajaran ilmu alam diajarkan bahwa benda padat, contohnya adalah es, jika dipanaskan akan berubah menjadi cair dalam hal ini air. Kemudian jika air dipanaskan maka akan menguap menjadi fasa gas, dalam hal ini uap air. Proses sebaliknya akan berlaku. Proses ini disebut perubahan fasa (catatan: karena kurikulum sekolah sering berubah, topik perubahan fasa bisa juga diajarkan di sekolah menengah tergantung pada era pendidikan).

Pernahkan ada yang menyangkal konsep ini? Padahal di dalam kehidupan sehari-hari kita melihat bahwa telur tidak demikian. Siapapun yang ada di sekolah, baik muridnya atau gurunya pasti pernah melihat telur yang kalau masih mentah berfasa cair. Kemudian jika telur mentah yang berfasa cair ini dipanaskan, apakah itu direbus, akan menjadi telur rebus, atau digoreng akan menjadi telur dadar atau mata sapi. Baik telur rebus atau telur mata sapi atau telur dadar adalah benda padat. Dengan kata lain, untuk telur cair (mentah) jika dipanaskan akan menjadi benda padat, bukan gas. Dan telur matang yang padat itu, jika dipanaskan lagi tidak mencair melainkan akan hangus. Silahkan coba kalau tidak percaya.

Pernahkan ada yang protes? Bahkan para guru sekolah dasar atau sekolah menengah tidak pernah ada yang mempertanyakan kesahihan teori perubahan fasa dari ilmu fisika ini. Seakan para guru tidak pernah melihat telur mentah (cair) dimasak dan telur matang (padat) yang hangus karena terlalu lama di atas api. Dan ini berlawanan dengan teori perubahan fasa. Apakah mereka tidak pernah memasak?

Pada pelajaran agama, seorang guru agama mencoba meyakinkan murid mengenai adanya Tuhan dengan suatu pembuktian. Ini dilakukannya dengan analogi. Jika ada kursi, tentunya ada tukang kayu sebagai pembuatnya. Dengan demikian kalau ada alam semesta ini tentunya ada pembuatnya yaitu Tuhan.

Berapa banyak yang kritis dan melontarkan pertanyaan seperti ini kepada pak guru: “Kalau ada Tuhan, tentunya ada penciptaNya. Siapakah Dia?”.

Kebanyakan orang tidak kritis, tetapi enggan mengakuinya. Mungkin termasuk anda juga. Akan tetapi kalau anda tidak setuju dengan pernyataan di atas dan merasa bahwa anda cukup kritis dan tidak naif, anda bisa mengujinya dengan persoalan di bawah ini. Persoalannya sangat mudah dan anda akan dibimbing untuk mendapatkan jawabannya. Soalnya begini:

Hewan biasanya berkembang biak pada masa-masa subur dan dimana makanan berlimpah. Zebra dan kijang gazzel di Afrika melahirkan anak-anaknya di awal musim hujan. Pada masa ini persediaan makanan akan terjamin. Rumput dan dedaunan tersedia secara melimpah. Demikian juga singa, anak-anaknya lahir pada permulaan musim hujan. Alasannya sama dengan zebra dan kijang gazzel, yakni makanan berlimpah di musim hujan – musim subur. Siklus reproduksi hewan seperti singa, zebra dan kijang gazzel ini sudah diatur oleh alam.

Ulat raja, Larvae Danaus Plexippus, hidup di kepulauan Nusantara dan Amerika utara. Mereka termasuk hewan yang beracun dan dihindari pemangsanya. Warnanya belang-belang hitam, kuning dan putih. Yang menarik adalah sub-speciesnya yang hidup di Amerika utara yang mempunyai 4 musim, musim gugur (September – Desember), musim dingin (Januari – Maret), musim semi (Maret – Mei) dan musim panas (Juni – Agustus). Pada musim gugur, dedaunan – makanan utama ulat raja ini, berguguran. Di musim dingin, bersalju, pepohonan banyak yang gundul dan hampir tidak tumbuh. Pada musim semi, dedaunan mulai tumbuh sampai musim panas berakhir. Diketahui bahwa ulat raja menetas dari telurnya setelah 4 hari.

Pertanyaannya: Pada bulan-bulan apa saja ulat raja di Amerika utara bertelur? Pertanyaan yang sederhana bukan? Dan anda pasti bisa menjawabnya.

Kalau anda menjawab bahwa ulat raja bertelur pada bulan Maret - Agustus dengan alasan bahwa periode itu adalah periode subur dan makanan tersedia untuk anak-anak ulat raja, maka anda termasuk orang yang mudah dipengaruhi dan tidak suka kerumitan. Sebab...., ulat raja tidak bertelur. Yang bertelur adalah kupu-kupunya.


Herd Mentality, Mentalitas Ikut Arus

Ayah saya seorang dokter yang pernah membuka praktek dan bersebelahan dengan dokter lain. Dokter lain itu pasiennya banyak sekali, sampai antriannya panjang dan waktu prakteknya diperpanjang sampai malam. Sedangkan warungnya ayah saya sehari hanya ada 1 atau 2 pasien saja. Padahal ayah saya bukan dokter yang bodoh. Dia juga mengajar di salah satu universitas di Jakarta. Murid-muridnya sering datang ke rumah, dan sering ngobrol dengan saya. Mereka bilang bahwa ayah saya termasuk dosen yang paling pintar. Tetapi kenapa warungnya tidak laku?

Di Pejompongan Jakarta ada warung sate Jono yang bertetangga dengan warung sate lain. Warung sate Jono sangat penuh dengan pengunjung sedangkan tetangganya sepi. Apakah anda pernah bertanya kenapa, padahal rasa sate keduanya hampir sama.

Di dekade 70an, rambut gondrong (panjang) bagi para pemuda bermunculan, banyak dan menjamur. Semua band, penyanyi dan artis pria berambut panjang. Mode dandanan waktu itu adalah, kaos T-shirt, celana jean cut-brai dan rambut panjang. Mahasiswa, pelajar, pemuda pengangguran, semuanya berpakaian seperti itu. Kalau anak-anak muda ini ditanya kenapa mereka berambut panjang. Jawab mereka hampir sama: “Mau lain dari yang lain”. Kalau mereka mau lain dari yang lain, seharusnya mereka pakai dasi dan jas, serta berambut pendek. Bukan berkaos T-shirt. Yang mereka lakukan sebenarnya kebalikannya, yaitu: mau sama dengan yang lain.

Ada kecenderungan yang dipunyai manusia untuk terjun mengikuti arus trend massa; seperti layaknya kumpulan ternak, kijang gazzel, zebra, dan hewan mangsa lainnya di Afrika, atau ikan sardin dan ikan mangsa lainnya, ketika dikejar predator pemangsa. Apakah ini hanya sekedar insting untuk menyelamatkan diri dari pemangsa? Anehnya, kumpulan hewan mangsa ketika ujung tombak terdepannya mengarah kedalam jurang dan terjun, maka yang lain pun bisa ikut.

Mungkin itulah yang menyebabkan satu warung sangat penuh dan yang lain kosong, walaupun rasa masakannya sama. Orang cenderung mampir ke warung yang penuh. Orang membeli i-pod, blackberry, berambut gondrong, mengikuti mode, berambut punk seperti duri-duri mencuat, semuanya itu karena latah mengikuti arus. Kecenderungan semacam itu jugalah yang menyebabkan para pejuang kemerdekaan kehilangan akal dengan berbekal bambu runcing menyongsong pasukan Belanda yang bersenjata karaben mitraliyur (senjata mesin ringan) atau mitraliyur 12,7 mm (senjata mesin berat) dan kemudian mengorbankan nyawanya. Disini akal sehat sudah tidak dipakai lagi. Perhitungan untung dan rugi diabaikan.

Sifat semacam inilah yang bisa menjerumuskan massa ke dalam jebakan penipuan massal; apakah penipuan itu bertujuan untuk memperoleh harta ataupun untuk kekuasaan. Sifat ini kita sebut saja herd mentality atau terjun mengikuti arus trend massa. Kombinasi kecenderungan untuk terjun mengikuti arus trend massa, tidak kritis dan benci kerumitan membuat penipuan massal terjadi berulang-ulang sepanjang sejarah. Di masa depanpun akan berulang kembali.

Yang menarik, Quran menyebutkan orang yang tidak menggunakan akalnya sebagai kumpulan ternak, (Inggris: herd):

“......apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau menggunakan akalnya. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak)”[1]

Jadi, wajar kalau orang-orang yang tidak berpikir dan menggunakan akalnya kemudian ditipu, dijebak dan disembelih seperti kambing atau sapi.



[1] Quran, Al-Furqan 44


Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, February 17, 2011

Bahrain Bergolak - 4 Mati

Setelah Aljazair, Tunisia, Mesir begolak, kerusuhan menjalar ke Bahrain. Bahrain yang terletak di sebelah timur jazirah Arab, mempunyai 70% Syi'ah. Rajanya adalah Sunni. Bukan kombinasi yang bagus. Syiah yang banyak di Saudi Arabia sebelah timur (Eastern Provinces) dan wilayah-wilayah sebelah timur, sering dikelas duakan oleh pemerintahnya. Pekerja kasar di Saudi dan di wilayah Arab sebelah timur ini kebanyakan adalah orang Syiah. Untuk bisa memperoleh kedudukan, orang Syiah biasanya harus berjuang lebih keras dibandingkan dengan rekan Sunninya.

Berikut ini Youtube, kejadian di Bahrain.







Bila sudah urusan harga-harga yang terus meningkat dan banyak pemuda yang menganggur......., urusannya bisa runyam.

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

(No.3) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21.


(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)





Struktur Tulisan Bersambung ini
Dongeng bersambung ini disusun berdasarkan urutan judul “Penipu, Penipu Ulung, Politikus dan Cut Zahara Fonna”. Menu pembuka setelah Prolog, adalah mengenai pengertian tentang uang sebagai objek yang menjadi target penipuan dan dipakai sebagai alat penipuan. Bab berikutnya adalah cerita mengenai beberapa penipu dan penipu ulung dengan modus operandinya. Cerita mengenai Charles Ponzi berserta sistem piramidnya mewakili cerita penipu ulung. Juga Ramli Araby dengan perusahaan Qurnia Subur Alam Rayanya yang mempergunakan politikus tinggi di Indonesia untuk melakukan penipuan dalam skala nasional. Sedangkan John Law, mewakili penipu ulung yang berkolaborasi dengan politikus.

Pada bagian-bagian selanjutnya, kita memasuki ranah politik dengan segala intrik-intriknya dan tipu muslihatnya. Ada dua aspek ekonomi yang paling sering digunakan para politikus untuk mendukung dan membiayai aktifitasnya yang membuat miskin masyarakat, yaitu pajak dan inflasi. Keduanya adalah satu koin dengan sisi yang berlainan. Pada bagian ini akan dijelaskan bahwa inflasi tidak lain adalah pajak atas tabungan yang disamarkan dibalik baju statistik ekonomi.

Penulis berusaha menyajikannya dengan gaya bahasa yang humoris dan menghibur. Akan tetapi menurut teman-teman dan kenalan saya bahwa lelucon saya jarang yang lucu, karena jenisnya adalah lelucon sardonik intelek yang memerlukan pemikiran untuk mencerna sisi humornya. Dengan kata lain, pembacanya harus punya latar belakang pengetahuan yang cukup untuk mengerti aspek-aspek lucunya dan untuk bisa tersenyum. Oleh sebab itu, kalau tujuan membaca tulisan bersambung ini untuk mencari hiburan dan selera anda bukan untuk humor-humor sardonik, maka jangan berharap terlalu banyak pada “lelucon” di tulisan bersambung ini. Saya yakin anda akan melewatinya tanpa sadar (karena dianggap tidak lucu). Tetapi kalau anda berniat untuk menikmati humor sardonik dan sarkasme, anda bisa memulai dari tulisan bersambung ini. Pada dasarnya manusia cenderung menikmati sarkasme, semoga anda juga. Dan tulisan bersambung ini memang disajikan penuh dengan sarkasme dan humor sardonik untuk kenikmatan pembacanya. Bagi mereka yang mempunyai pengetahuan umum yang luas dan intelektualitas yang tinggi, saya anjurkan untuk membaca cerita bersambung ini. Insya Allah anda akan terhibur.

Andaikata anda bukan penggemar dan kurang paham akan arti humor sardonik, akan kami beri contoh. Salah satu bentuk sarkasme yang digunakan tulisan bersambung ini, ialah jika menyebutkan suatu nilai nominal uang, akan selalu dibarengi dengan nilai riilnya, seperti dalam satuan emas, dalam satuan kambing atau biaya makan siang. Persoalan utama dari penggunaan angka nominal rupiah (atau dollar) untuk menggambarkan suatu ukuran kekayaan/kemakmuran, ialah bahwa rupiah dan semua uang fiat lainnya selalu mengalami penggerusan nilai. Saya meramalkan bahwa tahun 2015 kebanyakan pembantu rumah tangga di Jakarta adalah jutawan. Gaji mereka adalah Rp 1 juta per bulan. Tahun 2065, pembantu rumah tangga di Jakarta adalah milyuner (gajinya Rp 1 milyar per bulan) dan tahun 2100an, mereka akan menjadi trilliuner dengan gaji Rp 1 trilliun per bulan. Mengenai hal ini akan kami buktikan dengan analisa dari data-data yang otentik. Untuk saat ini anda boleh tidak percaya. Jika sudah menyentuh ranah kepercayaan, opini kami adalah sama seperti agama, yakni tidak ada paksaan dalam kepercayaan.

Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang pembantu di tahun 1990, saat gajinya Rp 30.000 sebulan ketika diberi tahu bahwa suatu saat gajinya akan Rp 500.000 nanti di tahun 2010. Tentunya dia tidak bisa membayangkan betapa kayanya dia. Angka Rp 500.000 pada waktu itu sangat besar. Akan tetapi setelah waktu berlalu, tahun 2010 telah tiba dan gajinya Rp 650.000, dia menganggap hal itu biasa saja. Tidak merasa kaya sama sekali. Tidak ada istimewanya. Sama juga dengan gaji Rp 1 triliun (uang Orba) tahun 2100an nanti. Tidak akan ada istimewanya.

Gaya bahasa seperti inilah yang saya sebut sarkasme dan humor sardonik. Kalau gaya bahasa seperti itu tidak bisa menghibur anda, sebaiknya anda tutup dan matikan komputer. Tidak usah dibaca, karena tidak ada gunanya bagi anda. Kalau menghibur pun tidak, mau apalagi yang diharapkan. Hanya membuang-buang waktu anda.

Isi tulisan bersambung ini akan anda dapati sangat sinis dan kritis terhadap birokrasi dan politikus yang sering dijuluki dengan sebutan kasta ksatria. Dan golongan ini dijadikan objek humor sardonik, seakan-akan mereka ini hanyalah sumber kesengsaraan masyarakat. Opini ini sangat bertolak belakang dengan pengharapan masyarakat awam yaitu bahwa pemerintah bertugas melindungi rakyatnya dan menyediakan kemakmuran. Dengan humor sardonik memang pesan-pesan utamanya sering menjadi kabur. Sehingga, berdasarkan pengalaman, akan timbul banyak pertanyaan dan keraguan akan kesahihan opini ini. Citranyapun menjadi kurang meyakinkan walaupun data-datanya lengkap, kuat dan sahih. Kebetulan pada fase terakhir penulisan cerita bersambung ini, saya menemukan sebuah buku yang bagus dengan gaya bahasa yang serius serta ilmiah mengenai topik yang mirip dan mempunyai kesimpulan yang sama dengan inti cerita di cerita bersambung ini. Buku klasik Joseph Tainter yang berjudul The Collapse of Complex Societies (1988) salah satunya membahas bagaimana Imperium Romawi berkembang menjadi organisasi (negara) yang semula bertujuan memakmurkan bangsanya, tetapi berakhir dengan keadaan yang justru sebaliknya. Negara melakukan menyengsaraan rakyatnya melalui inflasi (debasement) mata uangnya dan pajak, untuk menunjang birokrasi yang semakin membengkak. Dan membengkaknya birokrasi ini akibat dari praktek untuk menambah lapisan birokrasi baru untuk dapat menyelesaikan persoalan baru itu. Buku karangan Tainter ini lebih bersih dari humor dan lebih serius. Pembaca bisa juga membaca buku ini sebagai pelengkap seandainya ingin mengetahui lebih banyak mengenai perjalanan sebuah negara.

Sebagai akhir dari Prolog ini, kami ingin membuat sebuah pernyataan disclaimer:

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, kami dengan suka hati menerima tawaran anda untuk mentraktir kami makan-makan.


Tulisan bersambung ini ditulis dengan sejujur mungkin dan seakurat mungkin, akan tetapi penulis tidak menjamin akurasi dari data yang kami sajikan. Tulisan bersambung ini juga mengandung opini penulis. Dan bisa saja salah. Oleh sebab itu kalau ada kesalahan, maka kami minta maaf dan mohon dikoreksi. Dan sekiranya anda mengalami kerugian akibat kesalahan ini, kami tidak bertanggung jawab, sebab semua keputusan ditangan anda.

Akhir kata, kalau sampai titik ini anda belum menutup komputer anda berarti anda akan membacanya terus. Untuk itu saya ucapkan: semoga anda bisa menikmati nilai-nilai intelektualitas, humor dan sarkasme di dalam tulisan bersambung ini sebagai hiburan. Seperti kata Hans Reichenbach (filosof):

No statement should be believed because it is made by an authority.

Jangan percaya begitu saja pada suatu pernyataan karena yang mengeluarkan adalah orang yang ahli dalam bidangnya.

Dan kata Mark Twain (pengarang):

If you don't read the newspaper, you're uninformed. If you read the newspaper, you're mis-informed.

Kalau anda tidak membaca koran, maka anda tidak terpelajar dan tidak berpengetahuan. Tetapi kalau anda membaca koran, maka anda termasuk pada yang tersesatkan.

Kalau anda anggap dongeng bersambung ini sebagai surat kabar atau anda anggap penulis sebagai pakar, maka anjuran dari Mark Twain dan Hans Reichenbach adalah....., jangan percaya begitu saja..... Selamat membaca.....bagian selanjutnya.


(Bersambung..........)

Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Tuesday, February 15, 2011

Mubarok ke Kudus, Jawa Tengah?

Akhirnya Hosni Mubarok turun dari kursi kepresidenannya. Menurut Bloomberg 3 hari lalu (Egypt Analysts Comment on Next Steps After Mubarak’s Ouster)
The ouster of Hosni Mubarak from Egypt’s presidency today, after protests that started Jan. 25, prompted the following comments from analysts:

Angus Blair, head of research at Cairo-based Beltone Financial:

“The army needs to move quickly to remove obstacles to private investment, such as overhauling the bureaucracy, and cutting tariffs.”

“The private sector needs to be as liberated as the people have been today.”

Mona Mansour, a research director at Egyptian investment bank CI Capital:

“Even if this means military rule at least it brings stability. This could be positive for the economy. It may take some time for investment flows to come in but it is positive.”

Moustafa El-Husseini, Egyptian author of Egypt on the Brink of the Unknown:”

“The military cannot stop this momentum.”

“The military knows that if it tries to stop the transformation to democracy the price it will have to pay may be steep.”

Karim Mezran, professor of international relations at the Johns Hopkins University campus in Bologna, Italy:

The Egyptian people’s “demands have basically been met, and at this point continuing the protests means going up against the military. I think most of them will go home. The army will tell them that the transformation is under way, that the economy is suffering, that people have to get back to work.

“The people are not fooled. They know the system is still in place. But they have gotten much of what they wanted and they know they can’t provoke the military.”

“It will become a semi-democracy. The emergency laws will be lifted. There will be more freedom of speech. There will be a political opening. But it will be a supervised democracy, a bit like Turkey in the 1990s. It will be much better than what it is now, but I wouldn’t expect a 100 percent democracy.”

“America has switched sides. Obama has made it clear they won’t stand by dictators.”

“Regimes across the area will open up to oppositions to try to calm things down. Algeria is most at risk because of the internal dynamics there. But they seem to have managed to keep things calm by making concessions.”

Hani Sabra, New York-based Middle East expert, Eurasia Group:

“I don’t think it’s the start of a domino effect but it puts other Arab governments on notice. Some will take more aggressive pre-emptive steps to prevent what we saw in Tunisia and Egypt from happening.

Menurut surat kabar Inggris Mirror Angkatan Bersenjata Mesir telah menutup semua pintu keluar bagi regim Mubarok (Army shuts down escape routes for Egypt's Hosni Mubarak's ministers)
Egypt’s army chiefs shut down escape routes for corrupt leaders of Hosni Mubarak’s regime yesterday.

They imposed a travel ban on all current and ex-government officials after former information minister Anas el-Fekky was caught trying to catch a plane out of Cairo airport ­yesterday morning.

He was placed under house arrest last night, ­although military sources did not give a reason.

The travel ban, along with a pledge made on Friday to hand power to elected leaders, delighted crowds in Tahrir Square. The main coalition of youth and opposition groups said it would call for weekly demonstrations to maintain pressure for reform.

The military council running Egypt said it would “pave the way for an elected civil authority to build a free democratic state,” but set no dates.

Tetapi sumber-sumber EOWI menemukan Mubarok saat ini berada di Kudus, Jawa Tengah. Bahkan EOWI menemukan rekaman video yang memastikan bahwa Mubarok ada di Kudus, Jawa Tengah.





Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Setelah Tunisia, Aljazair dan Mesir; Menyusul Iran

Iran bergolak minggu lalu, setelah Aljazair, Tunisia, Mesir. Tidak banyak wartawan asing yang bisa meliput. Video-video yang beredar di Youtube, kualitasnya tidak begitu baik, karena dibuat bukan oleh watawan professional. Seandainya ada yang baik kualitasnya, video-video itu dibuat untuk kampaye menghasut pemberontakan. Walaupun temanya "demokrasi", intinya sama saja. Yaitu ketidak puasan.

Ini salah satu beritanya dari Fox News: Mideast Revolution Sparks Pro-Democracy Protest in Iran
Pro-democracy advocates took to the streets of Tehran, Isfahan, Shiraz and other cities in Iran on Monday, just days after the Islamic Republic celebrated its 32nd anniversary. It’s not clear how many protesters may have been involved, as securing reliable information from Iran is quite difficult. Some reports are that thousands came out in protest, but those reports are difficult to confirm.

Iranian journalists are barred from reporting on anti-government demonstrations, and most foreign reporters are kept out of the country altogether. But several witness accounts trickling out of the country, together with limited photos and amateur video, suggest the police presence at the demonstrations was extremely heavy, that there were clashes between security forces and marchers, and that tear gas was deployed.

In their overexcitement, some bloggers apparently exaggerated events. Videos posted on YouTube showed people chanting “Death to the Dictator,” and “Mubarak, Ben Ali, now it’s your turn Seyyed Ali (meaning Iran’s Supreme Leader Ali Khamenei.)”. Fox was not able to independently verify the tapes, but they do reinforce the fact that Iranian protests today, as they were in 2009, were about political rather than economic issues.
Dan ini beberapa video dari Youtube





Sepanjang sejarah, protes, revolusi dan kekerasan seiring dengan kesulitan hidup.

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Friday, February 11, 2011

(No.2) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21.




(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)



Manusia dan Beberapa Aspek Pengelabuhan
Apakah manusia hidup sekedar untuk survive (bertahan hidup)? Pertanyaan ini mudah dijawab, tetapi sering tidak memuaskan sang penanya. Ada seorang pengamen laki-laki yang mangkal di pesimpangan jalan Bay St dengan Bloor St dengan saxophonenya ketika saya masih sekolah di Toronto beberapa waktu lalu. Selalu ada saja yang bisa mengappresiasi permainannya dan memberinya uang receh. Kalau sekedar untuk bertahan hidup, atau survive, maka kehidupan seperti pengamen ini sudah cukup. Dari uang yang diperolehnya, dia bisa makan. Kalau mau tidur di malam hari bisa pergi ke tempat penampungan gelandangan, atau ke stasion subway. Kalau mau tidur di siang hari, bisa di bangku-bangku di taman kota yang ada. Kenyataannya sekedar survive tidak cukup bagi banyak orang. Bagi pemuda yang di umur 20an ingin bertandang dengan mengendarai Pontiac Firebird atau Pontiac Trans-AM mobil sport 6600 cc bermesin V8 dengan 2 kursi (mobil idaman pemuda dimasa itu sejajar dengan Ford Mustang dan Chevy Camaro). Bagi yang berumur 30-40an pilihannya adalah Corvette mobil sport 6000 cc dengan 2 pintu, ditambah kondominium. Pilihan mobil bisa menjadi Ferrary atau Porsche kalau dia lebih kaya lagi. Dan yang setengah baya memilih mercedes seri 300 atau jaguar, serta rumah yang mewah. Keingian-keinginan ini adalah jauh dari sekedar untuk survive. Itu adalah untuk pemenuhan kebutuhan lain.

Kalau pembaca perhatikan, pembicaraan mengenai kebutuhan dan bertahan hidup di atas mengarah pada gender laki-laki, bukan wanita. Karena laki-laki selain punya kebutuhan untuk sekedar survive, juga ada keinginan untuk membuat kenalan-kenalannya, terutama yang wanita kagum dan terkesan.

Motive yang mendorong seorang lelaki untuk bisa memberi kesan yang bagus kepada teman wanitanya tidak lain untuk memikat wanita. Kalau seorang wanita diberi dua pilihan untuk pasangannya, yang satu pengamen dan yang lain seorang profesional mapan yang sudah punya kondominium dan mobil jaguar, besar kemungkinan sang wanita akan memilih si profesional mapan, bukan si pengamen.

Untuk wanita, keinginan semacam ini ada tetapi bentuknya lain. Seorang wanita lajang, jika ia menunjukkan kemapanan status sosial-ekonominya dengan Porschenya, akan beresiko dijauhi pria dalam pengertian untuk menjalin hubungan yang lebih intim. Wanita cenderung untuk menonjolkan bagian-bagian badannya, (maaf) seperti dadanya, pinggulnya dan kulitnya yang halus. Dada yang besar mencerminkan kemampuan seorang wanita untuk menyusui bayi. Pinggul dan panggul merefleksikan kemampuan mengandung dan melahirkan anak. Kulit yang halus mencerminkan kesehatan dirinya secara umum serta mampu menjaga kebersihan untuk kesehatan anak-anaknya. Selain dari itu, secara tidak sadar, wanita mengenakan make-up untuk mengelabuhi indra pria, seperti lipstick dan blush-on supaya nampak tidak pucat, serta eye-shadow atau/dan bulu-mata palsu supaya matanya kelihatan hidup bersinar. Dan tidak ketinggalan parfum yang wanginya menyegarkan. Wajah yang pucat, mata yang sayu dan suram memberi kesan sakit, tidak sehat. Apalagi ditambah dengan bau badan yang tidak sedap, semakin tidak menarik.

Kala seorang pria memilih pasangannya, di bawah sadarnya, yang disorot adalah mengenai kemampuan wanita itu untuk melahirkan anak-anak yang sehat. Secara tidak sadar, pria punya ketertarikan pada dada yang sehat, pinggul/panggul yang baik dan kulit yang sehat. Sedangkan wanita memilih pria untuk pasangannya, yang dijadikan pertimbangannya adalah kemampuan pria untuk bisa menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Itulah yang membuat pria tidak ingin sekedar survive, tetapi harus terlihat mapan, dan sukses. Sayangnya yang disebut mapan dan sukses adalah relatif. Dan jalan untuk mencapainya bermacam-macam, termasuk jalan-jalan yang oleh masyarakat tidak bisa diterima, yaitu dengan menipu. Yang menarik adalah bahwa kasus penipuan yang diotaki oleh wanita jarang sekali. Kalau terjadi, lebih sering dalang dibelakangnya adalah pria yang ada dalam hidupnya.

Haus akan harta dan kekuasaan disebut tamak. Dan tamak adalah sifat alamiah manusia. Dan yang menjadi pendorong sifat tamak adalah untuk menyebarkan gen yang dimiliki oleh seorang individu. Penjelasan ini adalah penjelasan dari sudut pandang sosio-biologis. Ada yang mengatakan bahwa uang, kekuasaan, cinta dan selusin lagi bisa menjadi latar belakang dan motif penipuan dan pengelabuhan. Tetapi tamak akan harta dan kekuasaan motif dasarnya dan motif-motif selebihnya dibangun di motif dasar keinginan untuk dipandang ini.

Kalau teori ini mau diperluas kearah lingkup bangsa, mungkin masih relevan. Bahwa, manusia mau berbuat dan berkorban untuk kemegahan bangsanya sehingga bisa dipamerkan mungkin disebabkan bahwa bangsanya adalah cerminan dirinya sendiri. Terlepas dari benar atau salahnya uraian ini, terkadang penjelasan itu tidak terlalu penting kecuali untuk kalangan akademis. Para akademisi bisa berdebat panjang lebar dan salah semua. Seperti halnya teori Robert Malthus, yang sampai sekarang masih diajarkan disekolah-sekolah, yang meramalkan adanya kiamat kekurangan pangan, tetapi sampai 2 abad tidak pernah terbukti. Toh, para akademisi tidak pernah mencabut teori itu dari kurikulum sekolah.

Kalau ketamakan keinginan akan kemegahan adalah salah satu motif utama dari menipu, anehnya ketamakan dan keinganan akan kemegahan jugalah (dibarengi dengan sifat malas dan tidak mau susah) yang bisa menjerumuskan manusia sehingga bisa ditipu. Penipu mengetahui sifat manusia yang seperti ini. Umpan yang ditaburkannya untuk memancing korbannya bisa diterka dengan mudah yaitu sarana untuk memperoleh kekayaan dengan cepat dan mudah. Ada petuah dari seorang pengarang buku yang bernama Ken Kesey:
"The secret of being a top-notch con-man is being able to know what the mark wants, and how to make him think he's getting it." (Ken Kesey, pengarang novel)

“Rahasia untuk menjadi penipu yang hebat adalah mengetahui apa yang diinginkan calon korbannya dan meyakinkan padanya bahwa ia akan memperoleh yang diidamkannya."

Politikus tidak berbeda dengan dengan penipu dan penipu ulung. Mereka juga punya sesuatu yang menarik untuk memancing korbannya. Yang mereka tawarkan biasanya impian berupa kemakmuran yang mudah didapat dan keagungan kelompoknya. Lenin, Trotsky dan Stalin menawarkan kemakmuran yang akan mudah didapat melalui sistem komunisme. Hitler menawarkan keagungan ras Aria kulit putih. Woodrow Wilson, George Bush, Lyndon Johnson dan beberapa presiden Amerika Serikat menawarkan keagungan negara Amerika Serikat sebagai pelopor, pelindung dan pejuang demokrasi. Sukarno menyodorkan kemakmuran dan keagungan bangsa Indonesia.

Kebohongan, punya sifat dasar alami, yaitu tidak konsisten. Oleh sebab itu, sebenarnya kebohongan sulit bertahan. Lantas, kenapa orang mudah ditipu?

Manusia menyukai konsep yang mudah dan enggan berpikir (apalagi yang rumit dan detail). Oleh sebab itu mudah sekali ditipu, dipengaruhi dan dibohongi. Di bawah ini ada beberapa kutipan ucapan orang-orang terkenal.
“If you tell a lie big enough and keep repeating it, people will eventually come to believe it. The lie can be maintained only for such time as the State can shield the people from the political, economic and/or military consequences of the lie. It thus becomes vitally important for the State to use all of its powers to repress dissent, for the truth is the mortal enemy of the lie, and thus by extension, the truth is the greatest enemy of the State.” (Joseph Goebbels, menteri propaganda Jerman dimasa Hitler)

“Bikinlah kebohongan yang besar dan dengungkanlah secara terus menerus, orang akhirnya akan menerimanya sebagai kebenaran. Kebohongan itu bisa dipertahankan sepanjang pemerintah bisa menutupi pandangan rakyat dari melihat konsekwensi politik, ekonomi dan militer kebohongan tersebut. Jadi adalah sangat penting bagi pemerintah untuk menggunakan kekuasaannya untuk menindas semua opini yang berbeda (dan mungkin benar), karena kebenaran adalah musuh utama dari kebohongan, dengan demikian kebenaran adalah musuh utama dari pemerintah.”

Banyak kebohongan, konsep yang konyol, absurd, kosong, diterima oleh masyarakat baik itu pada jaman dahulu atau dimasa kini. Misalnya saja, pada jaman Fir’aun Mesir, demikian mudahnya orang percaya bahwa Fir’aun adalah dewa. Tidak perlu terlalu jauh dalam menarik waktu. Pada masa Perang Dunia II, rakyat Jepang percaya bahwa kaisarnya adalah keturunan dewa matahari. Juga raja-raja Mataram, konon katanya beristri Nyi Roro Kidul, penguasa gaib dari Laut Selatan. Bagi mereka yang bukan sebagai rakyat Fir’aun, atau rakyat Jepang dimasa Perang Dunia II atau rakyat Mataram, kepercayaan itu tidak lebih dari pada kebohongan.

Pada saat Perang Dunia II, Jepang memulai perang Pasifik dengan menyerang pangkalan Amerika Serikat (US – United States) di Pearl Harbor, kemudian melebar ke pulau-pulau di lautan Pasifik dan terus Asia Tenggara. Terlepas dari alasan mereka memulai perang, ada kesalahan logika yang merasuki rakyat Jepang. Rakyat Jepang percaya bahwa Tenno Heika adalah turunan dewa matahari. Bagi orang (serdadu) yang cerdas akan bertanya:

“Dari pada menyerang dengan pasukan, mengapa Tenno Heika tidak minta tolong kepada dewa matahari yang notabene adalah leluhurnya, untuk memanggang Amerika Serikat sampai Amerika Serikat hancur? Dengan demikian tidak ada seorang prajuritpun harus terkorbankan”.

Dari 71.380.000 penduduk Jepang pada waktu itu (1939) tidak ada yang berpikir seperti itu. Misalnya ada, mungkin sudah dihabisi. Akibat kebodohan itu 2,7 juta orang atau 3.8% dari penduduknya mati.[1]

Politik, pemerintahan dan kenegaraan adalah penuh dengan tipu-daya. Oleh sebab itu, banyak sitiran mengenai penipuan, pengalih-perhatian dan kekuasaan datangnya justru dari kalangan politikus dan birokrat. Seperti sitiran ucapan Joseph Goebbels di atas. Di tulisan bersambung ini nanti akan kita jumpai lagi sitiran-sitiran lain mengenai penipuan, pengalih perhatian, dan kekuasaan yang berasal dari dunia politik dan keuangan.

Cara-cara di atas, seperti yang dilakukan oleh Hitler untuk membunuhi orang Yahudi, atau oleh Hideki Tojo, perdana menteri dan menteri perang Jepang tahun 1940an, untuk mobilisasi perang Pasifik, atau oleh Abraham Lincoln untuk memobilisasi tentara Union dalam perang “penghapusan perbudakan” di US. Cara ini bisa berhasil kalau mood (suasana hati) masyarakat cocok untuk itu. Kalau social mood sedang kritis terhadap pemerintah, akan sulit. Walaupun suasana hati masyarakat (social mood), mungkin bisa dibentuk, tetapi untuk itu memerlukan keterampilan sendiri.

Dalam situasi dimana masyarakat kritis, politikus harus menggunakan cara-cara yang lebih halus dan lebih tersembunyi. Kebohongan yang agak canggih bisa menggunakan statistik dan angka-angka sebagai kendaraannya. Mark Twain mempopulerkan ungkapan:
“There are lies, damn lies and statistics” – Ada kebohongan, ada kebohongan yang licin dan ada statistik
Ungkapan ini mungkin dicetuskan oleh seorang politikus yang sudah lama mati, perdana menteri Inggris Benjamin Disraeli yang hidup di abad ke 19. Teknik ini pada dasarnya mengeksploitir kelemahan yang sama yang dipunyai manusia. Yaitu sifat manusia yang enggan berhadapan dengan hal-hal yang rumit. Untuk itu dibuatlah wahana disebut statistik yang demikian rumitnya untuk menghalangi orang melihat inti persoalan utamanya. Ibaratnya:

“Kalau kamu tidak bisa meyakinkan seseorang, maka bikinlah dia bingung sehingga akhirnya menyerah.”

Arti inflasi sebenarnya adalah laju pertambahan jumlah uang yang beredar di dalam ekonomi. Tetapi oleh biro statistik pemerintah definisi ini diubah. Untuk pelaporan inflasi, pemerintah di banyak belahan dunia menggunakan statistik, inflasi harga bahan pokok. Pemerintah telah membuat rancu antara inflasi dengan simptomnya (akibat dari inflasi). Kalau jumlah uang bertambah, maka akibatnya nilai uang akan turun dan harga barang bisa naik. Biasanya kenaikan harga barang itu tidak selalu seragam. Bila uang mulai banyak beredar, uang akan mengalir ke sektor-sektor tertentu. Harga di sektor itu akan menggembung. Kemudian uang itu akan mengalir ke sektor lain dan bila sudah memasuki sektor pangan dan bahan-bahan pokok, maka masyarakat akan berteriak protes. Sadar bahwa ada yang tidak beres.

Inflasi adalah topik penting di tulisan bersambung ini. Inflasi berkaitan erat dengan otoritas pemerintah untuk mencetak uang – uang fiat. Yang dimaksud dengan uang fiat ialah uang yang nilainya ditetapkan oleh undang-undang, bukan oleh nilai interinsik dari uang itu sendirinya. Misalnya uang kertas pecahan Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) punya nilai (relatif) lima kali lebih besar dari uang Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah). Padahal untuk membuat kedua jenis uang itu diperlukan usaha yang sama. Di lain pihak, kalau dibandingkan dengan uang sejati, yaitu emas, 10 gram emas memerlukan usaha 2 kali lebih banyak dibandingkan untuk memperoleh 5 gram emas. Sejarah menunjukkan bahwa politikus sadar bahwa demikian besarnya kekuasaan yang bisa diperoleh dari monopoli hak pencetakan uang, oleh sebab itu mereka akan berusaha untuk memperoleh hak monopoli itu. Tidak heran kalau dua politikus dan mantan presiden Amerika Serikat yang sudah mati, yaitu James Madison dan Thomas Jefferson jauh-jauh hari memperingatkan betapa pentingnya penguasaan pencetakan uang.
"I predict future happiness for Americans if they can prevent the government from wasting the labors of the people under the pretense of taking care of them and the issuing power (of money) should be taken from the banks and restored to the people, to whom it properly belongs" (Thomas Jefferson, presiden Amerika Serikat)
“Saya meramalkan bahwa rakyat Amerika akan bahagia dan makmur jika mereka bisa mencegah pemerintah dari usaha-usaha yang membuang tenaga (dan biaya) dengan dalih untuk kesejahteraan mereka (rakyat). Dan hak untuk menerbitkan uang harus diambil alih dari bank dan dikembalikan kepada rakyat sebagaimana seharusnya.”
Penyataan Jefferson tepat mengenai titik lemah yang kerap menjadi sasaran penipuan di ranah politik yang dimiliki masyarakat modern, bahkan tidak terbatas masyarakat modern, tetapi juga umat manusia dimasa lampau dan dimasa datang. Disamping mengenai uang, dia, Jefferson mengatakan bahwa pemerintah akan menghambur-hamburkan sumber daya dengan dalih untuk memakmurkan rakyat. Sebuah peringatan terhadap sifat lemah masyarakat, yaitu mengharap campur-tangan pemerintah untuk memakmurkannya, yang sebenarnya adalah harapan kosong.
"History records that the money changers have used every form of abuse, intrigue, deceit, and violent means possible, to maintain their control over governments, by controlling money and its issuance." (James Madison, Presiden Amerika Serikat)

“Sejarah mencatat bahwa bank menggunakan segala bentuk penyalah-gunaan, intrik, dan cara-cara kekerasan untuk mempertahankan kendali atas kekuasaan dengan jalan mengontrol uang dan pencetakannya.”

Seiring dengan ucapan James Madison, pada prakteknya, sekarang bukannya pemilik bank yang menguasai politikus, tetapi sebaliknya, paling tidak konspirasi antara keduanya. Untuk berkuasa politikus harus bisa menguasai hak monopoli pencetakan dan peredaran uang. Bank sentral harus dikuasai agar bisa memperoleh kekuasaan. Dengan kata lain bahwa ucapan James Madison sudah ketinggalan jaman.


Bersambung...........


---------------------------------------------------------------------
[1] World War II Casualties, Wikipedia the free encyclopedia, online,


Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.


Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, February 10, 2011

(No.1) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21.



(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)


Judul tulisan bersambung ini sangat provokatif. Judul dan isi, serta gaya bahasa tulisan bersambung ini memang sarkas, provokatif dan hiperbolik. Sebenarnya ada dua hal yang menginspirasi pemberian nama tulisan bersambung ini. Pertama adalah kasus penipu-penipu kelas teri Cut Zahara Fonna, raja Idrus dan ratu Markonah serta Djoko Suprapto. Kedua kasus penipuan QSAR – Ramli Araby yang melibatkan wakil presiden Hamzah Haz yang namanya digunakan oleh QSAR, wakil ketua DPR Tosari Wijaya yang menjadi konsultan QSAR, ketua MPR Amin Rais, dan petinggi pemerintahan. Yang ketiga yang juga turut memberi inspirasi judul tulisan bersambung ini adalah pernyataan dari seorang jurnalis Amerika Serikat Isidor Feinstein Stone.

Every government is run by liars and nothing they say should be believed.” (I. F. Stone, jurnalis & pengarang Amerika)

Setiap pemerintahan dijalankan oleh pembohong, oleh sebab itu semua Pernyataan mereka jangan dipercaya

Terlepas benar atau salah, pernyataan I.F. Stone ini mencerminkan opini pribadinya. Bagi saya, temanya sangat menarik untuk dijadikan sebuah judul tulisan bersambung . Tentang kebenarannya, terserah anda untuk mempercayainya atau tidak mempercayainya. Sebab kebenaran opini I.F. Stone tidaklah penting, karena sebuah opini tidak membutuhkan pembuktian. Setiap orang boleh mempunyai opini. Apakah orang lain akan menyukainya atau tidak, adalah urusan masing-masing individu. Dan jika pembaca mau mendebatnya, silahkan saja hubungi I.F. Stone yang sudah meninggalkan dunia fana ini sejak tahun 1989. Saya hanya membeo ucapannya untuk dijadikan judul tulisan bersambung ini saja.


Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Dongeng Bersambung Ini
Pernahkah anda terhenyak karena membayangkan bahwa 5 tahun lagi anda akan dipensiunkan (pensiun dini menjadi kultur tempat saya bekerja dulu) dan saat itu hanya memiliki 1 rumah type 60 (luas tanah 90 m persegi dan bangunan 60 m persegi), sebuah mobil dan tabungan yang sekedar cukup untuk membeli sebuah mobil lagi. Dan nilai tabungan seharga sebuah mobil itu hanya bisa untuk hidup 3-4 tahun dengan pola hidup yang sama. Padahal kemungkinan masih ada 15 – 25 tahun lagi yang harus dijalani dengan segala penyakit yang umum diderita oleh orang tua yang memerlukan tambahan biaya. Bagaimana mungkin hal ini bisa menimpa seorang sarjana yang lulus cum laude dari sebuah institut teknik terkemuka di Indonesia dan juga mempunyai gelar masters dari universitas terkemuka di Canada, pekerja yang (cukup) keras dan hidupnya tidak neko-neko. Saya mau tegaskan lagi mengenai kata “institut teknik terkemuka di Indonesia” dan “universitas terkemuka di Canada”, karena hal itu membentuk kebanggaan tersendiri akan latar belakang pendidikan. Kedua sekolah itu bukan sembarang sekolah, tetapi sekolah kelas satu. Kenyataan itulah yang menjadi pukulan berat bagi saya.

Itulah yang mendorong saya untuk mengerti lebih dalam mengenai masalah ekonomi, sosial dan politik. Sejak saat itulah pengetahuan ekonomi, sosial dan politik saya terkumpul. Dengan pengetahuan ini, saya semakin berani melangkah keluar dari “comfort zone” sebagai pegawai permanen menjadi pekerja kontrak dengan gaji sampai 5 kali lebih tinggi dengan resiko menjadi penganggur yang terukur. Selama tahun 2000 sampai 2007 adalah masa subur bagi pekerja di sektor gas, minyak bumi dan komoditas sehingga peluang untuk tidak memperoleh pekerjaan bagi kuli kontrak atau kuli harian relatif kecil. Sebagai perbandingan gaji seorang senior profesional teknik dengan status kuli permanen adalah US$ 3000 per bulan sedang kuli kontrak US$ 6000 sampai US $ 14000 per bulan; sedangkan untuk kuli harian bisa mencapai US$ 1200 – US$ 2000 per hari. Pada masa seperti ini, menjadi kuli kontrak dan kuli harian sangat menguntungkan dari pada menjadi kuli permanen. Dan yang lebih penting lagi, pengetahuan mengenai ekonomi ini digunakan untuk merencanakan strategi menabung hasil keringat kita bekerja serta menjaga agar nilai tabungannya tidak tergerus dimakan kondisi yang diciptakan penguasa. Aspek inilah yang akan banyak disinggung pada cerita bersambung ini.

Selanjutnya saya juga ingin berbagi sebagian dari hasil pembelajaran ini dengan siapa saja yang tertarik, apakah itu karena merasa senasib atau sekedar diambil hikmahnya untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dan tidak terperosok ke dalam lubang yang sama dengan lubang yang pernah saya temui. Hikmah atau pembelajaran dari contoh-contoh dan subjek diskusi di tulisan bersambung ini bisa digunakan untuk menjaga nilai riil kekayaan pembacanya. Bagi saya sendiri, disamping hikmah dari pengalaman yang dituangkan di buku ini, buku ini berarti juga sebagai bekal untuk kehidupan sesudah mati. Tidak ada bekal yang lebih baik untuk dibawa mati selain berbagi ilmu dan kemudian ilmu itu diamalkan.

Cara penyajian cerita bersambung (kadang saya sebut dongeng bersambung) ini bukan diperuntukkan bagi mereka yang berkecimpung di bidang ekonomi, karena penulis sendiri secara formal tidak mengenyam sekolah ekonomi. Kami sedapat mungkin menghindari istilah-istilah dan jargon-jargon ekonomi dan menggantikannya dengan istilah yang lebih mudah dimengerti dan sedikit bernada sarkas, untuk menekankan sisi buruk dari makna yang diwakili kata/istilah itu. Walaupun cara penulisan dan gaya bahasa yang digunakan di buku ini disesuaikan untuk orang awam, tetapi kami akan menjaga tingkat diskusinya pada level yang cerdas. Kamus istilah akan diberikan di bagian akhir untuk memudahkan pembaca memahami buku ini dan juga sebagai hiburan.

Judul dongeng bersambung ini adalah “Penipu, Penipu Ulung, Politikus dan Cut Zahara Fonna”. Dari judulnya bisa diterka bahwa topik utamanya ada kaitannya dengan tipu menipu dan pengelabuhan. Penipuan disini punya arti yang luas, bukan terbatas pada konteks hukum. Arti penipuan secara hukum sangat dipersempit sehingga artinya tidak sama dengan penipuan secara luas. Delik penipuan di hukum pidana sangat banyak celahnya, sehingga sering banyak yang lolos. Seperti Ramli Araby dengan PT Qurnia Subur Alam Rayanya, tahun 2003 ia tidak dijerat dan dihukum berdasarkan delik penipuan melainkan dengan pelanggaran UU Perbankan pasal 46 ayat (1) yaitu menghimpun dana dari masyarakat tanpa ijin Bank Indonesia. (Arisan bisa dijerat dengan UU Perbankan ini juga lho). Ini sekedar untuk menunjukkan bahwa delik penipuan sangat banyak celahnya.

Bunyi delik penipuan di dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) adalah:

"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun." – KUHP 378

Beberapa kata saya beri penekanan, yaitu “melawan hukum” dan “menyerahkan benda” sebagai persyaratan untuk memenuhi delik penipuan. Persyaratan ini sering menjadi celah untuk lolos. Dengan kata lain, suatu penipuan yang dukung oleh undang-undang dan/atau tanpa ada unsur penyerahan suatu benda, maka tidak bisa dijerat dengan pasal KUHP ini. Dan untuk kasus seperti ini politikus dan birokrat adalah jagonya. Salah satu diantaranya ialah masalah inflasi, cetak mencetak uang, penciptaan uang dan pengedaran uang, yang akan mendapat sorotan di cerita ini. Kalau ditanya apakah ada pihak yang dirugikan akibat tindakan pemerintah mencetak uang dan menyebabkan inflasi? Tentu saja ada dan banyak, karena inflasi menghancurkan nilai riil tabungan orang. Akan tetapi kalau ditanya apakah perbuatan mencetak uang dan membuat inflasi adalah delik kriminal. Jawabnya “tidak”. Akan diterangkan di tulisan ini bahwa inflasi adalah suatu kejahatan (yang legal dan disyahkan oleh undang-undang).

Kata-kata penipuan, pencurian, kejahatan, perampokan dan sejenisnya akan banyak digunakan di dalam tulisan ini untuk memberikan tekanan pada gaya sarkasme. Dan pengertiannya berbeda dengan pengertian hukum. Oleh sebab itu, jika ada yang disebutkan di dalam tulisan ini sebagai seseorang yang telah melakukan kebohongan dan penipuan, tidak perlu diadukan ke polisi sebagai pelaku penipuan, karena kemungkinan konteksnya bukan dalam konteks hukum tetapi lebih ke konteks moral. Kalau hal itu anda lakukan, mungkin polisi akan mentertawakan anda.

Penekanan subjek inflasi di tulisan ini bukan sekedar kebetulan. Demikian juga dengan waktu penerbitan tulisan ini. Di masa krisis ekonomi global yang dimulai sejak tahun 2007, kami mengantisipasi akan berlanjutnya campur tangan dan usaha-usaha pemerintah dunia dengan segala bentuk ketidak-bijaksanaannya (policy) untuk menyelamatkan ekonomi. Krisis global ini sifatnya adalah deflasi, artinya, terjadi kontraksi kredit, terutama dalam denominasi dollar Amerika Serikat. Pemerintah di dunia akan berusaha melawannya dengan berbagai ketidak-bijaksanaan (policy yang salah). Akibat dari ketidak-bijaksanaan (policy) ini dalam menyelamatkan ekonomi akan menghasilkan fasa inflasi global sebagai tahap terakhir dari krisis ekonomi global ini. Menurut perkiraan kami, fasa ini baru akan dimulai sekitar tahun 2013 – 2018. Bisa juga datang lebih awal atau lebih lambat. Jangan salah artikan kata inflasi disini. Kami tidak mengisyaratkan adanya hiper-inflasi dollar, tetapi sekedar inflasi yang sedikit agak tinggi. Dengan berbekal informasi dari tulisan ini, semoga pada masa itu, pembaca bisa melewatinya dengan baik, dalam arti nilai riil tabungan anda tidak habis terkikis oleh inflasi. Malah kalau mungkin, bisa mengambil keuntungan dari situasi itu.

Tulisan ini memang memasuki ranah ekonomi, sosial, hukum dan politik, tetapi bentuknya bukanlah ilmu politik, sosial dan ekonomi yang anda bisa jumpai di sekolah atau di kampus. Pasalnya yang disebut ilmu ekonomi, sosial, politik bukanlah sains, yang tidak bisa dicoba di laboratorium. Tetapi semata-mata hanyalah konsep, gagasan dan opini manusia. Seperti misalnya teori Robert Malthus mengenai bencana kiamat kelaparan pandemi (global) akibat dari pertambahan penduduk yang tidak bisa diimbangi oleh pertambahan produksi pangan, ternyata sampai 2 abad tidak pernah terbukti benar, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Orang malah cenderung gemuk dan mati karena kelebihan gizi (sakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas). Tidak jarang gagasan dan teori semacam teori Robert Malthus ini merupakan suatu wahana untuk menipu dan memanipulasi masyarakat. Aspek-aspek yang berkaitan dengan pengelabuhan itulah yang akan dibedah dan banyak dibahas di dalam tulisan ini.

Pernyataan ini terdengar sangat skeptis dan penuh curiga. Akan tetapi nanti akan ditunjukkan bahwa skeptisme justru akan menyelamatkan kita dari penipuan dan kebohongan. Agama yang pemeluknya terbanyak di negri ini, yaitu Islam, sebenarnya mendorong sikap yang skeptis. Dan bagi pembaca yang muslim, seharusnya dia adalah seorang yang skeptis. Ketika seseorang mengikrarkan keislamannya, dia mengucapkan 2 kalimat kredo (kalimat keimanan). Dan kalimat pertama dimulai dengan ungkapan atau kalimat negatif, penyangkalan, yaitu: “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan.......”. Kalimat itu bukannya kalimat yang bernada positif/penegasan, atau seperti memuji Tuhan atau menegaskan sifat-sifat Tuhan, melainkan sebuah kalimat penyangkalan, “...tidak ada tuhan......”. Menarik sekali. Setidaknya, informasi ini mendukung paham yang saya anut.

Kalau tulisan ini menganjurkan pembacanya untuk skeptis, kritis terhadap data dan informasi, berarti juga skeptis dan kritis terhadap tulisan ini juga. Jangan percaya terhadap tulisan ini mentah-mentah, dan tetap kritis. Saya pikir anjuran ini yang membuat tulisan ini unik, menyuruh pembacanya jangan buru-buru percaya terhadap tulisan ini, melainkan harus melalui penyelidikan dan pencernaan logika.

Mengenai anjuran untuk kritis dan menggunakan akal, banyak dianjurkan oleh agama. Saya akan kutipkan sebuah ayat dari Quran:

“Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” – (Quran 10:100)

Bayangkan betapa kerasnya peringatan ini. Tuhan akan murka kepada orang-orang yang malas menggunakan akalnya. Kenyataannya memang demikian. Sebagai hukum alam (sunatullah kata orang Islam), orang yang malas berpikir, hidupnya lebih sengsara.

Hal yang sama mengenai akal, mengingatkan saya pada kuliah agama Buddha puluhan tahun lalu. Diriwayatkan ketika Buddha ditanya oleh para muridnya dari Kapilavastu mengenai kebenaran, karena muridnya melihat banyak orang mengaku membawa kebenaran, yang seringkali isinya berbeda dan bahkan saling bertentangan. Jawaban Buddha adalah: “Pikirkanlah dengan pikiran yang jernih/tenang”. Apapun agama anda, berpikir yang kritis, melihat secara jernih akan membantu untuk memperoleh kebenaran dan jalan keselamatan. Walaupun akan ada yang berargumen bahwa kutipan di atas adalah dalam ranah agama, tetapi sesungguhnya berlaku untuk semua aspek kehidupan. Di semua aspek kehidupan ini, apakah itu sosial, ekonomi, agama; kebohongan dan kesesatan itu banyak sekali.

Bersikap skeptis dan kritis dalam prakteknya tidak hanya akan menuntun kepada kebenaran, tetapi juga bisa membentuk citra diri yang pandai dan cerdik. Dan ini bisa menguntungkan dalam pergaulan dan karir. Anak saya prempuan, yang duduk di kelas II sekolah dasar misalnya, baru-baru ini dapat pelajaran mengenai kegunaan sinar matahari. Sinar matahari itu sangat bagus untuk pembentukan vitamin D. Oleh sebab itu (konsekwensi dari premis) berjemur di matahari sangat baik. Demikian kata gurunya. Yang menarik untuk disimak adalah sanggahan anak saya terhadap konsekwensi atas premis itu, ialah: “Kalau mau dapat vitamin D lebih baik minum minyak ikan, susu, atau makan keju, atau makan margarin (dia menyebut suatu merk margarin), dari pada berpanas-panasan. Kulit jadi hitam, tidak cantik lagi. Susah dapat pacar.” Terlepas dari kata pacar yang terlalu dewasa untuk anak berumur 7 tahun, anak saya “terpandang” sebagai anak yang cerdik tetapi malas olah raga (Walaupun dia suka dan pandai berenang. Gaya kupu-kupu yang sulit pun bisa). Nilai-nilainya di atas 9, kecuali olah raga dan “kerja-sama”. Saya sendiri tidak yakin bahwa anak saya sepandai itu. Kemungkinan dia bisa mencitrakan dirinya sebagai anak yang cerdik, malas olah raga, pemikir bebas dan semaunya sendiri. Nilai-nilai pelajarannya yang tinggi karena gurunya sudah terpaku pada citra yang dibentuk oleh anak saya yang skeptis, kritis, detail dan sering “thinking outside the box”.

Prilaku anak saya ini, mengingatkan pada ucapan Jesus ketika menjawab sebuah pertanyaan dari muridnya:

Matius 18:1 - Pada waktu itu pengikut-pengikut Jesus datang kepada-nya dan bertanya, "Siapa yang dianggap terbesar di antara umat Allah?"

Matius 18:3 - Lalu Jesus berkata, "Percayalah! Hanya kalau kalian berubah dan menjadi seperti anak-anak, kalian akan menjadi anggota umat Allah”.

Dari benak kanak-kanak muncul pertanyaan-pertanyaan yang jujur, investigatif dan kritis dan dikeluarkan melalui mulut mungilnya yang sering membuat orang dewasa sulit menjawabnya dan sulit membantahnya. Persyaratan untuk bisa menjadi umat Allah adalah berlaku jujur, investigatif dan kritis, baik dalam berpikir serta dalam perbuatan.

Nilai-nilai skeptis, kritis, detail dan “thinking outside the box” di dalam tulisan ini, bisa dijadikan hikmah dan modal hidup disamping objek diskusi itu sendiri. Bila diterapkan di dalam kehidupan, bisa membantu pembentukan citra diri yang cerdik dan pandai.

Dari judulnya, “Penipu, Penipu Ulung, Politikus Dan Cut Zahara Fonna”, seakan menempatkan Politikus di atas Penipu Ulung dalam hal kepiawaian tipu-menipu, akal-mengakali. Memang yang hendak dituangkan di dalam tulisan ini adalah data-data yang mendukung hipotesa itu. Lalu siapakah Cut Zahara Fonna? Kalau dilihat dari judul tulisan ini, bisa diartikan sebagai seorang penipu yang paling ulung yang bisa mengalahkan politikus dan penipu ulung lainnya. Untuk yang pertanyaan yang satu ini, kita simpan dulu jawabannya, penulis tidak akan merusak kenikmatan menyelesaikan tulisan bersambung ini dan rasa penasaran anda sampai selesai habis membaca cerita bersambung ini.

Bersambung.....


Disclaimer:
Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.