___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, September 19, 2009

LEBARAN 1430 H JATUH PADA TANGGAL 20 SEPTEMBER 2009

Menurut perhitungan Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) akhir Ramadhan 1430 H bertepatan dengan tanggal 19 September 2009. Tanggal 1 Syawal 1430 H pagi akan jatuh pada tanggal 20 September 2009. Sebelumnya kami telah melakukan hal yang sama dijelaskan pada tulisan AWAL RAMADHAN DAN 1 SYAWAL 1430 H MENURUT EOWI.

Artikel kali ini hanya untuk penegasan kembali apa yang telah diungkapkan pada artikel sebelumnya. Semua kesimpulan pada artikel terdahulu, tidak berbeda sama sekali.

Penetapan akhir puasa ini berdasarkan:
1. Asumsi yang minimum, EOWI menggunakan landasan ayat Quran:

Al-Baqarah 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji......”

EOWI menggunakan prinsip assumsi minimum, sejalan dengan kaidah sains, bahwa teori/hukum yang terbaik adalah teori/hukum dengan assumsi yang paling sedikit. Prinsip kesatuan wilayatul hukmi (Persis dan Muhammadiyah menggunakannya) karena prinsip ini adalah bersifat menambah-nambah (bidah) di samping itu ada beberapa hadis telah menyangkalnya.

2. EOWI menggunakan software Stellarium untuk menentukan waktu masuk magrib dan posisi bulan (hilal) di beberapa titik yang kami anggap ekstrim di Indonesia antara lain Yogyakarta dan Jayapura.

EOWI tidak menggunakan pengamatan/rukyat karena akurasinya lebih buruk dari perhitungan. Dan telah dibuktikan bahwa hasil kesimpulan rukyat selalu tertinggal dari dari terbentuknya hilal. Ibaratnya, kenapa harus menggunakan pengobatan bekam (metode pengobatan dengan mengeluarkan darah dan kop yang sering digunakan nabi), untuk gejala badan terasa kaku, mudah letih, lesu, pegal-pegal, pusing, sakit kepala, sakit pada persendian, mata berkunang-kunang, kalau ada pengobatan modern. Gejala penyakit di atas bukanlah gejala yang spesifik, bisa awal dari demam berdarah, bisa flu (letih, lesu, pegal-pegal, pusing, sakit kepala), bisa katup jantung bocor (mudah letih, lesu), kurang darah atau darah rendah (mudah letih, lesu), asam urat (sakit pada persendian). Kalau anda menggunakan bekam untuk demam berdarah, atau katup jantung bocor, atau asam urat, maka anda termasuk orang-orang yang bodoh. Dengan kata lain EOWI menggunakan software karena metode ini lebih baik dan kami di EOWI selalu ingin menjadi khairu ummatin (umat yang terbaik).

EOWI juga tidak menggunakan permusyawarahan seperti sidang isbat, karena kebenaran tidak tergantung pada suara terbanyak atau konsensus. Konsensus kami anggap sebagai cara untuk menghindarkan diri (individu) dari tanggung jawab. Konsensus adalah cermin dari rasa tidak mau bertanggung jawab. Khairu ummatin selalu mau bertanggung jawab atas keputusannya.


HASIL PERHITUNGAN EOWI:
Pada tanggal 19 September 2009, ketika matahari terbenam dan memasuki waktu magrib, untuk Yogyakarta posisi bulan sudah ada pada 7 derajat di ufuk barat (lihat photo-1 dari Stellarium). Dan ini hilal (bulan baru) sudah bisa dilihat karena posisinya. Sedang untuk Jayapura, posisi bulan sudah ada pada 5 derajat (lihat photo-2). Untuk Jayapura, ada kemungkinan bulan tidak nampak. Dengan kata lain untuk Jayapura walaupun hilal sudah terbentuk, tetapi sulit dilihat karena posisinya masih rendah.


Photo-1 Posisi hilal pada waktu matahari terbenam dilihat di Yogyakarta pada tanggal 19 September 2009. (Klik photo untuk memperbesar)



Photo-1 Posisi hilal pada waktu matahari terbenam dilihat di Jayapura pada tanggal 19 September 2009. (Klik photo untuk memperbesar)



KESIMPULAN:
Ramadhan tahun 1430 hanya ada 29 hari.

Penanggalan Hijriah dimulai dari matahari terbenam (waktu magrib) bukan pada waktu tengah malam. Pada tanggal 19 September 2009 magrib, hilal sudah terbentuk di seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, pada tanggal 19 September 2009 selepas magrib sudah masuk tanggal 1 Syawal 1430 untuk seluruh Indonesia. Bagi yang ingin sholat Iedul Fitri bisa dilakukan pada pagi hari tanggal 20 September 2009.

Kemungkinan besar tahun ini tidak ada perbedaan antara kubu Muhammadiyah (kubu metode perhitungan/hisab) dan Pemerintah (kubu metode pengamatan/rukyat).

Demikian kesimpulan EOWI. Eid Mubarak!!!


Jakarta 19 September 2009 (pagi).

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

No comments: