___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, December 6, 2008

MENERKA – KAPAN MELETUSNYA KRISIS MONETER INDONESIA 2009


RINGKASAN CERITA MINGGU LALU
Selama 6 tahun terakhir ini, dimulai dari tahun 2002, investasi di Indonesia marak ditandai dengan meningkatnya kredit (Chart-1). Kredit ini bergerak sejalan dengan pembentukan bubble konsumsi di US yang didanai oleh hutang dan ekstraksi hipotek – orang mengambil uang dengan merestrukturisasi kredit perumahannya dengan memperpanjang waktu pelunasannya. Konsumsi ini juga didanai oleh murahnya kredit yang diberikan oleh Alan Greenspan – bank sentral (the Fed). Ekonomi dunia tumbuh dengan pesat. Ekonomi dunia ini bertumpu pada konsumsi di US yang dasarnya hutang. Pada saat hari perhitungan tiba, banyak hutang yang tidak bisa dibayar dan timbullah krisis subprime yang akhirnya menjalar kemana-mana.

Pertumbuhan kredit di Indonesia ditengarai juga bertumpu pada konsumsi US yang berlandaskan hutang. Sektor pertanian (perkebunan), pertambangan, industri manufakturing (Chart-2) semuanya berorientasi eksport. Apakah itu ke Cina (batubara misalnya), tetapi ujung-ujungnya adalah eksport ke US. Batubara digunakan untuk pembangkit tenaga listrik yang menggerakkan mesin produksi Cina. Saat ini ratusan ribu pabrik di Cina tutup dan tidak perlu batubara, atau bahan baku lainnya seperti timah, tembaga, seng dan sederet lagi.


Chart 1 (klik chart untuk memperbesar)

Kredit konstruksi dan perumahan juga mengalami peningkatan di Indonesia selama 2002-2008. Ini adalah akibat dari maraknya ekonomi yang sifatnya sementara.


Chart 2 (klik chart untuk memperbesar)

Krisis menelorkan pengangguran, kesulitan memperoleh kredit, yang ujung-ujungnya konsumsi berkurang. Pada saat konsumsi di US berhenti, pabrik-pabrik di Cina, India juga berhenti. Dan pasokan bahan baku dari Indonesia, Australia, Nigeria, Sudan, Malaysia, Brazil, Russia juga berhenti. Mesin-mesin produksi juga berhenti. Pengangguran meningkat....., akhirnya krisis merambat ke sektor-sektor lain.

Di Indonesia saat ini ada $40 milyar sampai $ 100 milyar kredit yang terbentuk mulai tahun 2002 – 2008 yang punya potensi menjadi bom kredit. Itu cerita minggu lalu. Sekarang kita mau melihat seberapa panjang sumbu bom ini. Artinya kapan bom ini bisa meledak, kalau tidak ada yang mematikan nyala di sumbu ini.

SUMBU PENDEK DAN SUMBU PANJANG
Kredit tidak akan menjadi masalah kalau pelunasannya ringan. Misalnya kalau tidak mampu boleh molor, atau mencicilnya sedikit-sedikit semampunya. Kredit juga tidak menjadi masalah kalau tidak pernah jatuh tempo, alias tidak perlu bayar pelunasannya. Kredit menjadi masalah kalau jatuh tempo pada waktu yang salah. Jatuh tempo pada saat kreditur kesulitan uang misalnya. Itulah biang keroknya.

Kredit tidak perlu dicicil sampai grace period habis. Grace period ini ada yang 1 tahun sampai 5 tahun. Walaupun untuk masing-masing sektor dan jenis kredit berbeda, kita bisa mengambil rata-ratanya. Rata-rata grace period untuk modal kerja adalah 1 tahun atau kurang. Sedang untuk kredit investasi bisa mencapai 4 atau 5 tahun. Kredit-kredit peruntukan modal kerja (peruntukan operation expenditure – opex) punya potensi sebagai kredit macet dalam waktu dekat ini. Bom sumbu pendek. Sedangkan kredit yang digunakan untuk pengeluaran kapital (capital expenditure), untuk membeli barang-barang modal, tidak terlalu perlu dirisaukan untuk jangka pendek ini, karena grace periodnya cukup lama. Chart-3 adalah data tadi Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan jumlah kredit untuk modal kerja dan untuk total kredit. Di tahun 2001 kredit modal kerja adalah 2/3 dari total kredit. Besarnya hanya sekitar Rp 150 triliun. Dan 7 tahun kemudian berlipat menjadi Rp 650 triliun. Kenaikan rata-rata 20% per tahun. Ini jauh dibandingkan dengan pertumbuhan GDP Indonesia yang berkisar 5% – 7%. Jelas pertumbuhan kredit ini bukan untuk menunjang pertumbuhan GDP indonesia.


Chart 3 (klik chart untuk memperbesar)

Chart-4 menunjukkan pembagian kredit modal kerja berdasarkan sektor. Kredit modal kerja peruntukan sektor industri (apapun artinya ini) adalah yang paling besar. Saya tidak tahu apakah agro-industri, industri laut termasuk sektor industri. Terlepas dari apa makna industri, kita asumsikan saja sebahai sektor manufakturing. kalau dilihat, dalam beberapa minggu ini mulai banyak buruh-buruh pabrik yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Misalnya berita dari Suara Pembaruan onine berikut ini [link]:

.....Kemudian, dari Bekasi, Jawa Barat, dilaporkan sedikitnya 3.000 pekerja terkena PHK. Hingga kini, 81 perusahaan mengalami kesulitan pembiayaan. Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi, Agus Darma Suwandi, pekerja yang akan terkena PHK berasal dari industri elektronik, otomotif, plastik, dan tekstil.

Terkait kondisi itu, Ketua Apindo Bekasi, Purnomo Narmiadi, pengusaha yang terkena dampak krisis ekonomi global telah berusaha menyelamatkan usaha dan karyawan. Namun, mereka memiliki keterbatasan, sehingga PHK tidak terelakkan.

"Keputusan itu adalah risiko pasar yang tak bisa dihindari. Produksi tiap-tiap industri menurun hingga 30 persen. Padahal, pengusaha telah menekan biaya produksi, seperti beralih menggunakan bahan bakar batu bara dan mengurangi kerja lembur," paparnya.

Seorang karyawan industri garmen di Bekasi, Nurhayati, mengaku sedih setelah di-PHK. Dia termasuk karyawan gelombang pertama yang di-PHK. "Saya di-PHK 30 Oktober lalu bersama 60 teman lainnya. Anak saya dua, saya kerja sudah 8 tahun, sedih hati saya karena suami saya di Cikarang juga katanya akan terkena PHK. Saya hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah turun tangan," ujarnya.

Dari Bandung dilaporkan, pengurus Apindo Jawa Barat, Dedy Wijaya menyatakan sekitar 15.000 pekerja dirumahkan akibat krisis ekonomi global. Pihaknya terus berupaya mencari solusi guna menghindari PHK. Misalnya, pengusaha tekstil dicarikan pasar baru di negara-negara Timur Tengah. "Kebanyakan perusahaan yang mem-PHK karyawan adalah perusahaan yang menggantungkan pemasukan dari ekspor. Selain itu, perusahaan-perusahaan itu mempekerjakan banyak orang," katanya.

Last modified: 17/11/08


Potensi kredit modal kerja gagal bayar sangat tinggi. Ini adalah salah satu kemungkinan skenarionya:

1. Order menurun sejak tahun 2007

2. Perusahaan mengurangi produksinya dan tetap mempertahankan karyawannya. Karena modal kerja menipis, perusahaan mengambil kredit modal kerja lagi. Oleh sebab itu nampak adanya kenaikan kredit modal kerja yang meningkat drastis di tahun 2007 – 2008.

3. Karena sudah tidak tahan lagi, maka PHK dimulai. Perusahaan harus bayar uang pesangon. Ini membuat kas perusahaan semakin tipis. Proses ini sedang berlangsung.

4. Berikutnya yang belum terjadi adalah banyak perusahaan yang kehabisan modal kerja dan tidak bisa mencicil kredit modal kerjanya. Gagal bayar.

5. Bank akan menstrukturisasi hutang yang tidak bisa dibayar ini, tetapi percuma karena perusahaan sudah berhenti operasi.

6. Non Performing Loan NPL, kredit macet) bertambah di bank.

7. Bank menjadi tidak solvent akhirnya harus diliquidasi seperti bank Century.

8. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ambil aksi menyuntikan dana, sampai akhirnya LPS juga kehabisan dana. Semua simpanan nasabah tidak bisa diambil.

9. Pemerintah turun tangan, mencetak duit untuk disuntikkan ke bank-bank sakit. Inflasi – nilai uang turun sebanyak kredit yang tersangkut. Kredit macet ini menjalar ke kredit investasi yang grace periodnya habis. Krisis semakin besar.


Chart 4 (klik chart untuk memperbesar)

Kalau skenarionya seperti ini, tahun depan (2009) akan mulai muncul lagi kasus bank Century. Indonesia nampaknya agak tertinggal dibandingkan US. Ini bisa diterangkan bahwa perusahaan-perusahaan masih memenuhi order yang masih outstanding, belum dikirimkan.




LPS – LELUCON PLACEBO SONTOLOYO
LPS seharusnya singkatan dari Lembaga Penjamin Simpanan, tetapi saya plesetkan menjadi LELUCON PLACEBO SONTOLOYO. Karena keberadaan LPS itu seperti dagelan. Placebo artinya obat bohongan. Kalau pembaca sakit dan dikasih placebo oleh dokter, artinya dokter meresepkan obat dengan isi gula atau tepung terigu. Isi kapsul yang diresepkan untuk anda sama sekali tidak mengandung obat. Itu namanya placebo. Kalau anda sakit TBC atau malaria, jangan harap placebo bisa menyembuhkan penyakit anda.

Pada cerita minggu lalu kita perkirakan krisis ini akan memakan korban antara $40 - $100 milyar (Rp 400 triliun – Rp 1,000 triliun). Itu untuk semua jenis kredit. Untuk kredit sumbu pendek yang lebih dari 50% chancenya akan terjadi di tahun 2009, besarnya sampai Rp 450 triliun (paling besar Rp 450 triliun). Dengan peluang 90%, krisis Rp 250 triliun akan terjadi tahun 2009 ini. Dari mana angka Rp 250 triliun ini? Kalau dilihat kenaikan kredit modal kerja justru naik di awal US mengalami krisis tahun 2007. Kenapa?. Jawaban yang punya peluang benar adalah: banyak perusahaan mengalami kesulitan modal kerja dan perlu suntikan dana modal kerja. Wow!

Modal LPS hanya Rp 7 triliun dan uang giral (demand deposit) adalah Rp 270 triliun. Sekarang, katakanlah Rp 250 triliun kredit modal kerja itu macet. Apakah LPS bisa menangani? LPS saya sebut placebo karena LPS bukan obat untuk menjamin deposit nasabah di bank. Krisis keuangan bisa terjadi secara serentak – en masse. Dalam kondisi seperti ini, modal LPS yang Rp 7 triliun itu akan terlibas, habis. Untuk bank Century saja, LPS sudah menghabiskan Rp 1.5 – 2 trilun. Itupun banyak nasabah yang belum bisa mencairkan uangnya.

Jadi LPS adalah lelucon – dagelan, placebo (obat bohong-bohongan) yang sontoloyo. Sontoloyo karena ini menyangkut tabungan banyak orang. Orang akan memaki-maki pada saat tabungannya tidak bisa dicairkan. Dan ketika dicairkan nilainya sudah turun.

Persoalan utama dari LPS ini ialah menerapkan model asuransi umum (jiwa, kecelakaan dan kesehatan) pada penjaminan simpanan di masa krisis keuangan. Orang mati tidak serepak, sehingga klaim asuransi kematian/jiwa tidak serempak. Kecelakaan mobil di jalan tidak serempak 100 juta mobil sekali gus, melainkan hanya beberapa kecelakaan sehari. Tetapi kalau untuk asuransi simpanan di bank, kasusnya akan lain. Kalau tidak ada krisis ekonomi, LPS enak sekali, menerima premi tetapi 100% aman dari klaim. Tunggu sampai ada krisis ekonomi, datangnya klaim dan kewajibannya bak air bah. Kalau asuransi biasa (kecelakaan, jiwa, kesehatan), dengan modal Rp 7 triliun bisa dipakai menjamin Rp 270 triliun. Kalau untuk menjamin simpanan nasabah di bank, juga bisa.....asal tidak ada krisis kredit.


RENUNGAN
Ada beberapa pertanyaan dari pembaca EOWI. Ada baiknya kita bahas.

Kevin:
Mengutip dari EOWI: "krisis lebih tinggi dari $ 40 milyar punya peluang 90%."
Dibagian akhir tertulis : "Krisis yang akan datang masih berupa peluang belum terjadi dan masih ada peluang untuk tidak pernah terjadi."

Berarti peluang tidak terjadi adalah 10%, lalu tindakan apa kira2 yg dilakukan sehingga peluang tidak terjadi krisis bisa terjadi.

Orang islam banyak yang mengakhiri ceritanya dengan kata allahualam, hanya Allah yang tahu. Ini tidak berarti penulisnya tidak tahu apa-apa. Terjemahan yang lebih baik adalah “hanya Allah yang tahu selengkapnya”. EOWI tidak mengatakan allahualam tetapi “peluangnya sekian persen”. Disini mengandung arti bahwa EOWI tidak selengkapnya tahu. Kalau EOWI tidak tahu selengkapnya maka obat untuk menangkal krisis ini juga tidak tahu. Yang kami tahu ialah cara menghindari dampak krisis ini. Itupun bisa salah. EOWI tidak tahu dengan pasti 100%, bahwa akan ada bank yang kolaps sampai kejadian ini betul-betul terjadi. Juga mengenai skenario inflasi yang tinggi. EOWI pikir lebih baik sedia payung sebelum hujan. Kalau hujannya tidak jadi turun....., ya nggak apa-apa. Tidak rugi. Dalam hal krisis kredit mendatang, EOWI pikir cash (atau emas) di bawah kasur atau di dalam deposit box lebih aman dari pada di dalam rekening bank. Bunga 13%, tidak terlalu menggiurkan dibanding dengan resikonya.
Ada artikel di American Chronicle [link] anjurannya lebih dramatis lagi:

I´m warning anyone with more than $100,000 in savings to withdraw it immediately. Don´t Walk—RUN To the Nearest Branch of your bank And MOVE YOUR MONEY NOW!
.....I wrote some giant U.S. banks and insurance companies will be at risk for failure ‑ and even just ONE major collapse is likely to trigger a devastating chain reaction ... and send shockwaves throughout the entire world economy.



Silahkan baca selengkapnya. Cukup menarik.

Ada pembaca lain yang menanyakan mengenai stimulus ekonomi. Mungkin ini solusi untuk menangkal krisis ekonomi. Di US stimulus ekonomi bisa berupa uang gratis dari pemerintah (rabat pajak). Bisa juga disalurkan uang menyelamatan perusahaan dari kebangkrutan, jadi pegawainya tidak diPHK dan terima gaji tanpa kerja (dirumahkan). Kedit mudah, murah dan sembrono untuk orang yang tidak layak diberi kredit. Pokoknya orang dikasih jalan untuk konsumsi, walaupun akhirnya menjerumuskan masyarakat secara bersama kedalam neraka. Di dunia ini tidak ada yang gratis. Bahkan untuk udara saja anda harus berusaha (bernafas) dan mengeluarkan energi. Uang gratis, kredit sembrono hanya menunda malapetaka yang lebih besar. Itu yang terjadi saat ini.

Di masa krisis seperti ini, lebih baik diam – makan, minum secukupnya. Kalau masih punya penghasilan/gaji ditabung untuk mengantisipasi krisis yang berkepanjangan. Kalau mau usaha harus dipikirkan matang-matang, siapa yang mau beli.

Ada pembaca yang mau membuka show room motor ada juga yang mau jualan makanan franchise. Pertanyaan saya, untuk jajanan apakah orang yang telah diPHK mau beli? Untuk motor, apakah ada bank yang mau kasih kredit motor? Sederhana saja. Untuk yang masih punya usaha dan masih berjalan, sudah saatnya untuk memikirkan bagaimana melanggengkan usaha ini dimasa krisis dan juga memikirkan exit strategy kalau keadaan memaksa. Jangan sampai modal habis dan tidak bisa bangkit ketika ekonomi membaik. Dalam setiap krisis selalu ada peluang besar. Tetapi peluang itu bukan usaha jajanan atau jualan barang-barang sekunder atau barang-barang modal. EOWI cenderung untuk melakukan capital preservation, sehingga pada saat ekonomi membaik, kita bisa bangkit.

Sekian dulu, jaga kesehatan dan tabungan anda baik-baik.

Jakarta 6 Desember 2008.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

9 comments:

Anonymous said...

Sebenarnya masalah utamanya terletak dari bunga uang. Berapapun bunga uang (walaupun cuma 1%) akan berakibat masyarakat tidak bisa membayar hutangnya karena uang untuk membayar bunganya tidak pernah diciptakan. Namun karena pada masa sekarang uang=utang, bila semua utang dibayar, maka tidak ada uang :D.

Unknown said...

Pak, capital preservation nya itu dimulai dari kapan sampai kapan nih ?? jadi bingung nih I...

Pustaka Pohon Bodhi said...

Kalau seseorang memberikan nasehat kepada kita dan kemudian prediksinya ternyata salah, siapa yang akan kita salahkan? Sang pemberi nasehat atau diri kita sendiri? Pada akhirnya kita sendirilah yang harus bertanggungjawab atas nasib diri kita.

Informasi di blog ini kita baca dengan gratis, penulis blog (I.S.) tidak meminta apapun dari kita, dan ratusan ribu situs lainnya di internet juga demikian. Kita semestinya bersyukur ada begitu banyak orang yang masih mau sharing informasi dengan kita di dunia ini. Meminta mereka memberikan nasehat dan mengikat mereka dengan tanggungjawab moral atas akibat nasehat mereka sepertinya tidak benar, apalagi kalau tidak bayar. Hehe.. (bercanda aja ok..)

So, friend, plan A is collect information, study the information, and make our own choice. Plan B is.. upps, there is no plan B. We are responsible for our own life & our ignorant, either good or bad ones. Good luck.

Alberth Chen said...

seram amat ya... kalau prospek pasar saham bagaimana? pola2 teknikal sudah bottom, apakah jika terjadi krisis kredit di Indonesia maka secara fundamental perusahaan juga akan kolaps? Ataukah sekarang pasar saham sudah kolaps duluan sehingga ketika sektor riil kolaps maka saham malah sedang naik karena mendahului siklus?

Giy-Blog Praksiologi said...

@PPB
"So, friend, plan A is collect information, study the information, and make our own choice".

Giy:
Kesimpulan terakhir saya sepakat---"bahwa semua tergantung pilihan kita". Tapi menurut saya, Informasi tetap hanya sekedar informasi. Jika informasi itu benar, tapi asumsi untuk mengambil keputusan adalah salah. Maka hasilnya akan tetap salah.

KOMUNITAS EMBUN PAGI said...

@RevShark
apakah jika terjadi krisis kredit di Indonesia maka secara fundamental perusahaan juga akan kolaps?

bagi yang dekat dengan pemerintahan dan banyak pungusaha yang merengek minta tolong pada pemerintah, perusahaan itu tidak akan kolaps.

Ataukah sekarang pasar saham sudah kolaps duluan sehingga ketika sektor riil kolaps maka saham malah sedang naik karena mendahului siklus?

Sektor riil tidak akan kolaps, dia hanya akan pingsan. Pasar saham akan naik setelah volatilitas ekstrimnya selesai. Tapi kalau Obama tetap melakukan rencana mengucurkan dananya, kondisi ini akan tetap berlarut-larut. Dan pemerintah kita hanya bisa nonton, sambil pusing mikirin tim pertahanannya agar tidak kebobolan...tapi kalau pemerintah kita ikut2an ngasih stimulus. Siap-siap saja saya nyamber proyek itu, dan sektor riil seolah-olah 'hidup'....tapi dengan apakah hutang 1.600 triliun itu akan kita bayar?ya dengan inflasi donk!dan anak cucu kita, termasuk kita, siap2 aja jatuh miskin...

Imam Semar said...

@Aryanie
Dalam beberapa minggu ini anda disuguhi berita "TKI dipulangkan dari Malaysia", Buruh sektor anu di PHK", dsb. Sampai kapan?

Pertanyaan ini harus dikaitkan dengan berita luar negri: "3 Perusahaan mobil US di ambang kebangkrutan"; "Dana Pensiun anu bangkrut", "30 milyar Ponzi Scheme terbongkar". Banyak orang kehilangan uangnya. Itu intinya. Ini akan memicu orang (konsumen dunia US) untuk berhemat. Kapan selesainya? Saya tidak yakin 2010 akan berakhir.

@Bursa saham sudah mengalami stress oversold yang hebat dan jarang terjadi. Saya pikir rally untuk melepaskan stress ini sedang berlangsung - elliot wave 4. Untuk IHSG mungkin bisa (tidak harus) mencapai 1500-1900an. Untuk Dow bisa ke 10500 - 11000. Sedangkan wave 5 turun masih ada lagi.

Apakah akan ada perusahaan yang kolaps? Jawabannya ada dipertanyaan ini: Apakah perusahaan yang tidak dapat order akan masih bisa bertahan? (Bisa kalau punya free cash dan melakukan mothballing. Tidak kalau tidak punya free cash dan masih harus bayar buruhnya atau PHK buruhnya.)

Blue said...

Mas IS, ada fenomena aneh. backwardation. harga emas spot kok bisa lebih tinggi dari harga emas future. Apakah yang sedang terjadi ? apakah saat ini terjadi rush membeli emas sehingga tidak ada supply ? Tetapi di Jakarta masih banyak supply. Gelombangnya belum sampai kemari ? Plan B : Wait. Do nothing. Just be prepared and wait. Sometimes do nothing is the best strategy.

Imam Semar said...

@Blue,

Saya sudah lihat phenomena ini lama, tetapi belum sempat menuliskannya di EOWI. Kalau emas masih belum apa-apa spreadnya. Perak lebih gila.Paper trading (future trading) hanya sekitar $10/oz untuk 0.999 silver. Sedang kalau anda lihat di ebay harganya antara $15-$16.5....
http://coins.shop.ebay.com/items/American-Eagle__W0QQ_armrsZ1QQ_mdoZCoinsQ2dPaperQ2dMoneyQQ_msppZQQ_pcatsZ39487Q2c39482Q2c11116QQ_sacatZ39488

Kalau ada disparaty seperti ini maka akan terjadi konvergen lagi. Dalam hal ini harga future akan mendekati harga spot.

Hedge Fund dan spekulator biasanya bermain di future (paper) market, sedang investor sesungguhnya bermain di fisik. Bagi orang yang smart, mereka bermain di paper market dan minta delivery. Dengan demikian paper market akan ter-sqeezed. Saya harap kejadian ini bisa membuat harga emas/perak melompat.